KALIMANTAN TODAY, SANGGAU. Meski masuk zona hijau, Kabupaten Sanggau belum juga menerapkan kegiatan belajar tatap muka. Saat ini, Pemda Sanggau melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, masih melakukan pendataan.
“Sesuai SKB 4 Menteri itu ada kewajiban, sebelum memulai sekolah ada beberapa item yang harus dipenuhi sekolah. Memastikan mereka siap melakukan pendidikan tatap muka dengan memenuhi kriteria. Itu nanti yang akan dinilai,” kata Bupati Sanggau, Paolus Hadi, Rabu (26/8/2020).
Ditegaskan PH, sapaan Paolus Hadi, kegiatan belajar tatap muka tetap ada hubungannya dengan kesehatan. Setelah dipandang layak dari sisi fisik pelaksanaannya, harus pula dicek dari sisi kesehatannya.
“Para guru target kita siap. Lalu berikutnya para murid. Kalau memang aman dan protokol kesehatan untuk kesehatannya bisa, kita izinkan. Karena zona hijau ini bukan berarti otomatis. Saya tidak memastikan tanggal berapa mulai, ini lagi dianalisa,” ujar PH yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sanggau.
Meski kasus Covid-19 masih nol, namun tetap akan dilakukan polymerase chain reaction (PCR).
“Kalau nanti ternyata ada (terdeteksi), kita juga harus waspada. Tak mungkin kita membiarkan. Ada PR kita, kita melakukan PCR, yang ditargetkan melalui Pergub. Dan kita sudah siap untuk melakukan Swab. Selain di sekolah dan tempat-tempat tertentu,” ungkapnya.
Selain kesiapan teknis, sarana dan prasarana, serta kesehatan, orangtua siswa juga sangat penting.
“Misalnya sekolah A, 90 persen orangtua siswa belum mengizinkan, tak berani juga kita. Kita harus demokrasi juga dalam hal ini. Yang namanya pemerintah juga menginginkan betul-betul daerah harus yakin. Itu yang mau saya katakan, hijau itu boleh. Tapi kalau tidak memenuhi dalam sub-sub kegiatannya kita tak mau mengizinkan juga,” pungkas PH.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting menegaskan, pihaknya diminta melakukan tracing dan testing secara massif.
“Kalau target sesuai dengan pedoman itu, 1 per 1000 penduduk per Minggu. Artinya ada 68 orang per hari, atau sekitar 400 orang per minggu. Sementara target yang disampaikan Gubernur kepada kita sekitar 200 orang. Ini tentu saja kita akan berupaya memenuhi sesuai dengan kemampuan kita, supaya nanti semua kasus itu bisa terdeteksi. Supaya kalau kita zona hijau, benar-benar hijau lah,” beber Ginting, Rabu (26/8/2020).
Beberapa hal yang akan dilakukan, kata dia, yaitu mencari suspect (yang diduga) yang ada di wilayah kesehatan, apotek, bagian terkonfirmasi. Kemudian orang-orang yang dianggap riskan atau berisiko.
“Baik di fasilitas umum maupun di fasilitas yang tertutup, seperti sekolah, pesantren, asrama, ataupun LP. Itu akan kita penuhi,” ujarnya.
Ginting mengaku akan memprioritaskan sekolah. Hanya saja, itu terganting dari kesiapan sekolah itu sendiri.
“Sekarang sedang dicek sarana prasarananya, kalau sudah siap kita laksanakan swab. Kalau belum siap, kita lakukan swab, percuma juga. Menunggu dari pihak sekolah. Kalau sudah siap sarana dan prasarananya, sudah memenuhi syarat, dilanjutkan swab, baru dilaksanakan proses belajar-mengajar,” terangnya. (ram)