Kamis , 31 Oktober 2024
Home / EKONOMI / Ancaman Resesi Ekonomi, Ini Kata Suib..

Ancaman Resesi Ekonomi, Ini Kata Suib..

Foto: Suib

 

KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK – Pandemi global Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) menyebabkan Indonesia, termasuk Provinsi Kalbar diambang resesi ekonomi. Olehkarena diperlukan tindakan cepat dan tepat untuk mengantisipasinya.

“Supaya resesi ekonomi tidak terwujud atau menjadi fakta,” kata Suib, Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalbar, ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/08/2020).

Seperti diketahui, resesi atau kemerosotan ekonomi merupakan kondisi ketika Produk Domestik Bruto (PDB) menurun atau pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal lebih dalam satu tahun.

Resesi dapat mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan.

Resesi sering diasosiasikan dengan turunnya harga-harga (deflasi) atau, kebalikannya; meningkatnya harga-harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi.

Dibandingkan negara lain, kata Suib, kondisi ekonomi Indonesia di tengah pandemi global Covid-19 tidak seburuk negara lainnya. “Namun sejak beberapa dekade baru kali ini yang drastis,” ungkapnya.

Berdasarkan data, ungkap Suib, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32 persen, di bawah Tiongkok 3,2 persen dan Korea Selatan (Korsel) minus 2,9 persen. “Paling rendah itu Perancis minus 19 persen,” ucapnya.

Kalau melihat postur APBN sekarang, menurut Suib, Indonesia masih bisa menangani ancaman resesi ekonomi akibat Covid-19 ini. “Termasuk APBD, masih dikategorikan aman,” katanya.

Kendati terbilang aman, lanjut dia, tetap diperlukan tindakan antisipasi. “Saya kira ada dua poin yang perlu dipercepat untuk mengantisipasi resesi ekonomi di Indonesia,” ujar Suib.

Berikut 2 poin yang dimaksudkan Suib:

1. Percepat Realisasi APBD dan APBN

Menurut Suib, mempercepat realisasi APBD dan APBN ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi resesi ekonomi. “Supaya uang cepat tersebar di tingkat masyarakat,” jelasnya.

2. Segera Bantu UMKM

Suib mengungkapkan, 90 persen lebih UMKM yang terdampak pandemi global Covid-19. “Kalau dibantu, mereka akan kuat walau terjadi resesi,” katanya.

Ia berharap geliat UMKM betul-betul dipacu. Supaya perputaran ekonomi tetap berjalan. “Apabila resesi terjadi, maka yang paling terdampak adalah UMKM; sama halnya menyisir dampak terhadap masyarakat menengah ke bawah,” papar Suib.

Mayoritas masyarakat Indonesia, terutama di Provinsi Kalbar merupakan kalangan menengah ke bawah. “Makanya tindakan antisipasi resesi ekonomi perlu dilakukan pada tingkat menengah ke bawah,” terang Suib.

Kalau tindakan antisipasi dilakukan di tingkat menengah ke atas, lanjut Suib, niscaya tidak akan terlalu berdampak ke bawah, karena tidak menyentuh langsung ke masyarakat.

“Sekarang yang diperlukan itu tindakan untuk menengah ke bawah, makanya permudah pinjaman, bantu UMKM, beri stimulan supaya mereka tegak kembali,” jelas Suib.

Semua pihak, tambah Legislator Hanura ini, berhak mengawasinya. “Apalagi sekarang Pusat banyak mengucurkan bantuan untuk masyarakat menengah ke bawah itu,” tutup Suib.(dik)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Dinas Perkimtan Sanggau Ikut Intervensi Tekan Angka Stunting, Begini Caranya

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Upaya menekan dan menanggulangi stunting merupakan upaya bersama lintas sektor. Kolaborasi antara …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *