Jumat , 22 November 2024
Home / NEWS / Jadikan Desa Pematang 7 sebagai Pilot Project Pembinaan Generasi Muda

Jadikan Desa Pematang 7 sebagai Pilot Project Pembinaan Generasi Muda

Pertandingan PSAP 07 versus Journalist FC di Lapangan Sepakbola Diponegoro Pematang 7 Kubu Raya

 

KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK – Nongrong menghabiskan waktu di Warung Kopi (Warkop) atau kafe dan siang-malam sibuk game online, menjadi kebiasaan generasi muda sekarang. Bahkan lebih parah, mereka terjerumus ke lembah hitam penyalahgunaan Narkoba.

“Makanya saya sangat senang mendengar kalau Desa Pematang 7, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya mempunyai lapangan sepakbola yang bagus untuk membina para generasi muda,” kata Sy Amin Muhammad Assegaf, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalbar, ditemui di ruang kerjanya, Rabu (29/07/2020).

Syarif Amin Muhammad

Lapangan sepakbola yang dimaksudkan Amin tersebut dinamai Diponegoro 1954 Pematang 7, sekitar 1,5 jam perjalanan dari Kota Pontianak, Ibukota Provinsi Kalbar.

Legislator Kalbar Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Kubu Raya ini berharap, langkah yang diambil Pemerintah Desa (Pemdes) Pematang 7 dalam membina generasi muda itu menjadi percontohan (pilot project) bagi desa atau kecamatan lainnya di Kubu Raya.

”Kita berharap daerah lainnya, paling tidak setiap kecamatan di Kubu Raya mempunyai lapangan sepakbola yang bagus seperti di Pematang 7 itu,” kata Amin.

Menurut Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kubu Raya ini, keberadaan lapangan sepakbola yang bagus dapat mengalihkan kebiasaan generasi muda yang kurang produktif atau bahkan menyimpang.

”Fasilitas seperti itu bisa digunakan dengan baik untuk menggali potensi atau bakat anak-anak muda kita, untuk menjadi pemain sepakbola profesional dan mengharumkan nama Kabupaten Kubu Raya,” jelas Amin.

PSSI Kubu Raya, lanjut dia, memang sudah merencanakan setiap kecamatan di Kubu Raya memiliki lapangan sepakbola yang bagus untuk membina generasi muda.

“Cuma karena pandemi Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) sangat mengangganggu kita, ide awal saat menjadi Ketua PSSI Kubu Raya itu belum terlontarkan,” ucap Amin.

Ide itu mencuat kembali setelah mendapat informasi kalau masyarakat di Desa Pematang 7 bersama-sama memperbaiki lapangan sepakbolanya menjadi lebih baik.

Amin berharap, pascapandemi Covid-19, target satu lapangan sepakbola satu kecamatan tersebut dapat terwujud. “Kita minta perhatian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar dan juga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya,” tutur Amin.

Sehingga, tambah dia, bukan hanya Desa Pematang 7 yang mempunyai lapangan sepakbola yang membuat anak-anak muda nyaman berolahraga dan menyalurkan minat bakatnya.

Amin mengungkapkan, Kubu Raya memiliki potensi yang luar biasa di bidang olahraga, cuma karena fasilitasnya minim, Sumber Daya Manusianya (SDM) dipakai kabupaten lain. ”Ke depan kita tidak mau seperti itu lagi,” harapnya.

Terpisah, Sekretaris Desa (Sekdes) Pematang 7, Ridwan mengungkapkan, Lapangan Sepakbola Diponegoro 1945 merupakan tanah berpasir, sehingga mudah menyerap air bila hujan.

Kontur lapangan yang tidak mudah tergenang itu semakin apik setelah Pemdes Pematang 7 mengalokasikan Dana Desa (DD) untuk memperbaikinya.

“Mulai dari membangun pagar di sekeliling lapangan hingga menebas rumputnya menggunakan mesin dorong yang memang sangat cocok di sini (Lapangan Diponegoro 1954-red),” ungkap Ridwan.

Selain komitmen Pemdes, kata Ridwan, perbaikan Lapangan Sepakbola Diponegoro ini juga mendapat sambutan antusias dari masyarakat Pematang 7.

“Khususnya anak-anak muda Pematang 7 yang selain sangat bersemangat untuk berlatih sepakbola juga memelihara lapangan ini,” tutur Ridwan.

Latihan-latihan rutin itu mereka tambah dengan rutin mengundang beberapa klub sepakbola untuk sparring. Untuk mengangkat semangat kompetisi.

Pada Sabtu (25/07/2020) lalu, Journalist Football Club (JFC) yang berisikan jurnalis atau wartawan dari berbagai media elektronik, cetak dan online, mendapat kehormatan untuk berhadapan dengan Persatuan Sepakbola Anak Pematang 7 (PSAP 07).

Laga persahabatan antara PSAP 07 selaku tuan rumah dengan JFC ini berakhir 2:0 untuk kemenangan klub tamu, melalui gol Kris dan Harry dari TVRI Kalbar.

Tidak melulu bercerita tentang jalannya pertandingan silaturrahmi tersebut, sepulangnya para punggawa JFC juga terkagum-kagum dengan Lapangan Sepakbola Diponegoro 1954.

Salah satunya seperti diungkapkan Kris saat menuju Pontianak dari Pematang 7. “Aneh juga lapangan di desa malah lebih baik ketimbang di Kota Pontianak,” ucap kameramin TVRI Kalbar ini.

Perjalanan melelahkan, melewati infrastruktur jalan yang jauh dari kata baik, tambah dia, terbayarkan usai bermain di Lapangan Sepakbola Diponegoro 1954 yang bagus.

Pujian serupa juga seringkali dilontarkan members JFC sepulang dari Desa Pematang 7. Bahkan beberapa di antaranya berniat untuk kembali ke lapangan tersebut di lain waktu.(dik)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Dinkes Akui Prevalensi Stunting di Sanggau Fluktuatif, Ini Penyebabnya

    KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Pemda Sanggau terus berupaya  menekan dan mengatasi stunting. Hanya saja, hingga …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *