KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK – Beberapa daerah di Kalbar dihantam banjir. Pemberian bantuan berupa Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) yang bersifat mendesak, tentunya hanya solusi jangka pendek. Dibutuhkan program jangka panjang untuk memberdayakan masyarakat terdampak.
”Dalam jangka pendek, pemerintah memang harus memberikan bantuan terhadap mereka, terutama untuk kebutuhan sehari-hari sampai banjir berakhir,” kata Suib, Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalbar, ditemui di ruang kerjanya, Kamis (16/07/2020).
Selain berupa Bapokting, kata Legislator Hanura ini, bantuan berupa tempat penampungan sementara bagi korban banjir juga perlu disediakan pemerintah.
”Namun yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana memberikan program tahunan untuk memberdayakan masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir,” ujar Suib.
Olehkarennya, jelas Suib, langkah pertama yang mesti dilakukan Pemerintah Daerah, memetakan daerah-daerah mana saja di Kalbar ini yang rutin atau rawan banjir.
”Dengan melihat siklus cuaca atau iklim, kita bisa memprediksikan kapan banjir itu akan kembali melanda. Sehingga program tahunan itu sekiranya bisa dimanfaatkan atau sudah termanfaatkan sebelum banjir,” papar Suib.
Program tahunan itu, kata Suib, bisa saja dengan memfokuskan masyarakat pada tanaman padi atau sayur-sayuran yang hasilnya bisa dinikmati sebelum banjir melanda. ”Apabila di daerah rawan banjir itu merupakan lahan pertanian,” tuturnya.
Apabila lahan perkebunan, lanjut Suib, bisa difokuskan pada pinang, kopi kelapa, jengkol atau tanaman lainnya yang tahan terhadap banjir selama 5 sampai 7 hari.
”Kita berdayakan masyarakat dengan membantunya untuk mengembangkan tanaman yang tahan banjir. Jangan menanam lada yang apabila terendam tiga hari sudah mati,” ujar Suib.
Menurut Suib, sangat disayangkan kalau program pemberdayaan untuk masyarakat di daerah rawan banjir ini tidak disiapkan dan dilaksanakan. “Kasihan mereka,” ucapnya.
Bagaimanapun juga, kata Suib, masyarakat tersebut sebenarnya enggan tinggal di daerah rawan banjir. ”Tetapi kan tidak mungkin mereka semua pindah ke Kota Pontianak misalnya,” pungkasnya.(dik)