Kamis , 21 November 2024
Home / NEWS / Persiapan PHB, Paolus Hadi: Jangan Anggap Enteng! Ruang Perawatan COVID-19 Hanya 10

Persiapan PHB, Paolus Hadi: Jangan Anggap Enteng! Ruang Perawatan COVID-19 Hanya 10

Foto—Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Sanggau, Paolus Hadi

 

KALIMANTAN TODAY, SANGGAU – Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Sanggau, Paolus Hadi kembali mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dalam beraktivitas.

Hal itu diungkapkannya lantaran khawatir masih banyaknya warga Sanggau yang mengabaikan protokol kesehatan.

Kepada awak media, PH, sapaan Paolus Hadi, mengaku lebih senang mengganakan istilah pola hidup baru (PHB) ketimbang new normal. Untuk menerapkan PHB tersebut, kata dia diperlukan persiapan-persiapan.

“Mengapa? Karena saya khawatir, kita lihat situasi di Sanggau, begitu bicara new normal jadi orang-orang mulai berpikir seperti biasa. Pergi kemana-mana santai dan tak patuh pada protokol kesehatan,” terangnya, Selasa (9/6/2020).

Dikataknnya, Dulu pada saat awal-awal pandemi COVID-19, masyarakat diminta untuk tinggal di rumah. Saat ini tak ada lagi tinggal di rumah, tapi beraktivitas yang produktif. Dan itu harus diatur.

“Tetap dengan protokol kesehatan. Jadi kalau orang buka warung kopi, harus ngerti kalau dia tak bisa seperti yang dulu lagi. Membiarkan duduk di warungnya tidak ikut aturan. Jarak harus diatur. Orang boleh duduk disitu, tapi siapkan juga alat untuk mencuci tangan. Berikutnya, pastikan tamu datang pakai masker. Yang punya warung-warung harus peduli,” bebernya.

Bupati Sanggau dua periode itu juga mengungkapkan bahwa Kabupaten Sanggau hanya memiliki 10 ruangan perawatan pasien COVID-19.

“Hari ini masih kosong. Saya khawatir dengan kita merasa bebas, lalu terkena semua. Kalau 20 orang (kena) kemana meletakkan yang 10-nya. Jadi jangan kalian anggap enteng! Kita harus menjaga bersama-sama. Patuhi saja. Tak ada larangan membuka warung kopi, atau warung makan,” tegasnya.

Pemerintah sejak awal-awal diwajibkan menyiapkan mitigasi. Jangan sampai PHB berjalan tanpa kontrol.

“Saya ingatkan, ruang perawatan hanya 10. Jangan nanti ada yang tak bisa dirawat. Kalau dikirim ke daerah lain, belum tentu juga (bisa dirawat). Jangan lalu takut. Marah orang memberitakan. Ini untuk kesehatan kita. Ayo beraktivitas yang produktif, tapi patuhi protokol kesehatan,” ajaknya.

Karenanya ia kembali mengingatkan kembali warung dan tempat-tempat aktivitas perekonomian untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

“Kalau ada tempat-tempat yang tak memenuhi protokol kesehatan, jangan salahkan petugas gugus tugas datang untuk menyampaikan dan mengingatkan. Tapi kita sebagai orang dewasa jangan lagi diingatkan. Jangan orang-orang pintar termasuk ASN, malah dia yang nongkrong ndak ikut protokol kesehatan,” sebutnya.

Pun demikian dengan rumah ibadah. PH mengaku tak akan membuat surat edaran dari bupati.

“Tapi mengacu pada SE Menteri Agama. Ikuti saja itu. Saya sudah bicara kepada Kemenag dan tokoh-tokoh agama sudah paham. Bagi pemimpin agama yang sudah melakukan ibadah secara tak langsung, ndak apa-apa. Tapi yang sudah siap, harus mengajukan ke gugus tugas. Syarat-syaratnya sudah ada kan?,” ungkapnya.

Jadi, kata daia tak hanya sebatas menulis surat untuk ibadah. Harus dijelaskan kepada gugus tugas kondisi rumah ibadah tersebut.

“Jadi jangan belum ada apa-apa sudah mulai. Karena sekarang ini baru persiapan. Kalau kuning, barulah kita mempersiapkan. Kalau merah, tidak boleh sama sekali. Ikuti. Jangan anggap remeh,” pungkasnya. (Ram)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Nakes Wajib Tangani Pasien Gawat Darurat, Junaidi: Administrasi Tak Bisa Diabaikan 

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Pasien gawat darurat wajib mendapat penaganan tenaga kesehatan ketika di pusat pelayanan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *