KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK–Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak di 270 daerah se-Indonesia dipastikan berlangsung 9 Desember 2020. Konsekuensinya, sudah barang tentu harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan “New Normal” pandemi global Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
“Sudah kami bicarakan di internal. Sebagai partai yang sudah berpengalaman, Golkar siap menjalankan apa yang sudah diputuskan terkait Pilkada Serentak itu,” kata Prabasa Anantatur, Sekretaris DPD Partai Golkar Kalbar, ditemui di ruang kerjanya, Senin (08/06/2020).
Prabasa menjelaskan, tahapan-tahapan Pilkada Serentak 9 Desember 2020 di tengah fase “New Normal”, terutama masa kampanye, sedang dalam proses di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
“Yang jelas, sesuai penyampaikan Ketua Komisi II DPR-RI yang juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tanjung, Pilkada Serentak tanpa kampanye terbuka,” ujar Prabasa.
Pilkada tanpa kampanye terbuka tersebut, tambah dia, merupakan konsekuensi yang harus diterima. “Kita hanya diperkenankan untuk kampanye dialogis. Itu pun, pesertanya dibatasi,” ucap Prabasa.
Menurut informasi yang diterima Prabasa, jumlah peserta kampanye dialogis itu maksimal 20 orang. “Bisa sampai 100 peserta, tetapi tidak bisa bersamaan waktu dan tempatnya. Karena kalau berkumpul, akan melanggar protokol kesehatan,” jelasnya.
Partai Golkar, lanjut Wakil Ketua DPRD Kalbar ini, tentunya siap menjalankan keputusan untuk pelaksanaan Pilkada Serentak 7 Kabupaten di Kalbar tersebut
“Tim-tim sukses calon kita minta untuk menyiapkan masker, hand sanitizer dan lainnya bagi masyarakat yang akan menjadi peserta kampanye dialogis tersebut. Kita harus memastikan, semuanya sesuai protokol kesehatan,” kata Prabasa.
Supaya sesuai protokol kesehatan Covid-19, kampanye dialogis bisa saja dilakukan secara virtual. Tetapi, 7 daerah di Kalbar yang melaksanakan Pilkada Serentak, tidak memungkinkan hal tersebut. Lantaran terbatas jaringan internet.
Olehkarenanya, Prabasa menilai, tim-tim sukses Pasangan Calon (Paslon) yang diusung Partai Golkar harus mensosialisasikan atau kampanye secara manual. “Masuk kampung keluar kampung untuk mensosiasikan calon kita, tanpa mengumpulkan massa,” pungkasnya.(dik)