KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK–Di tengah pandemi global Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), terungkap bahwa sebagian besar Alat Kesehatan (Alkes) di Indonesia merupakan produk impor. Kuat dugaan karena campur tangan mafia. Sehingga Menteri BUMN Erick Tohir bertekad memberantasnya.
“Nah siapa yang dimaksud Mafia Alkes itu,” kata Sudiantono, Ketua Gabungan Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Provinsi Kalbar, ditemui di ruang kerjanya kemarin.
Mafia Alkes seperti yang disebutkan Menteri Erick Tohir itu tentunya menjadi pertanyaan besar. Lantaran importir Alkes itu memiliki izin. “Sebenarnya Mafia Alkes adalah orang yang tidak punya hak impor, tetapi dia bisa mengimpor Alkes,” jelas Sudiantono.
Menurut Sekretaris Komisi V DPRD Provinsi Kalbar ini, perusahaan yang bergerak di bidang Alkes memilih untuk mengimpor, lantaran untuk mengurus izin industrinya di Indonesia itu tidak gampang, terutama di daerah.
“Perizinannya agak susah. Misalnya harus di kawasan industri dan membutuhkan waktu lama. Pernah juga izin tidak diberikan karena kuotanya habis. Bayangkan saja, izin industri saja dikuota,” ucap Sudiantono.
Seharusnya industri Alkes ini didorong sebanyak-banyaknya. “Untuk di Kalbar ini haaya ada satu industri masker. Kita berharap ada lagi industri hand sanitizer dan lainnya,” kata Sudiantono.
Sebenarnya, lanjut Sudiantono, Alkes sederhana tidak perlu impor, terutama alat kebutuhan utama Fasilitas Kesehatan (Faskes) seperti jarum infus, jarum suntik dan lainnya. “Ini menjadi tidak menarik, karena perizinannya agak susah,” tegasnya.
Sudiantono berharap instrumen perizinan industri Alkes ini dipermudah. “Pangsa pasar di negara Indonesia sebenarnya luar biasa. Jadi memang suatu yang aneh kalau kita masih impor,” pungkasnya.(dik)