KALIMANTAN TODAY , BENGKAYANG – Pemkab Bengkayang bersama Dewan Adat Dayak (DAD) dan para tokoh berbagai etnis menggelar adat tradisional dayak Ba’samsam. Adat Ba’samsam atau Lockdown tradisional empat penjuru tersebut diwilayah batas antar kabupaten kota yang terhubung dengan Bengkayang resmi akan dilakukan pada Sabtu-Minggu dan Senin. Penutupan ini sudah mendapatkan dukungan dari semua tokoh etnis di kabupaten Bengkayang.
Sebelum penutupan jalan, kemarin Sabtu (28/3) telah dilakukan ritual secara serentak diempat penjuru yang menjadi perbatasan antar kota. Suanana sepi menghiasi kabupaten Bengkayang, terlebih pusat kota. Ba’samsam ini diikuti semua orang tanpa terkecuali, hanya aparat, tenaga medis, dan awak media yang diperbolehkan untuk keluar memantau situasi di lapangan.
Ba’samsam ini diharapkan dapat memutuskan rantai penyebaran virus Covid-19 di kabupaten Bengkayang.
Ketua DAD kabupaten Bengkayang, Martinus Kajot menyatakan, Tolak Bala atau Ba’samsam atau lockdown tradisional adat Dayak di kabupaten Bengkayang akan dilakukan pada sore Sabtu tanggal 28 Maret pukul 16.00, dan tanggal 29 akan full Ba’samsam hari Minggu , kemudian tanggal 30 Senin pagi akan dibuka.
“Penutupan kabupaten ini atau Ba’samsam skala kabupaten ini akan diberlakukan selama satu hari penuh pada hari Minggu tanggal 29, yang terhitung pukul 16 WIB dan aktifitas normal kembali pada 30 Maret 2020 pukul 07.00 Senin pagi,” ucapnya Minggu (29/3).
Kata Kajot, pusat pintu atau jalur yang ditutup seperti batas atau jalur dari Bengkayang – Sambas, Bengkayang- Landak, Bengkayang -Singkawang, Batas Jagoi Babang dan ke Malaysia. Selama melakukan tolak bala Ba’samsam / Balala’ untuk pelaku usaha tidak diperkenankan berjualan, kecuali berkaitan dengan pelayanan publik seperti rumah sakit, dan puskesmas.
“Dan yang hasil boleh lalu lalang adalah aparat dan pengurus adat dimasing-masing kecamatan, mereka yang akan menjaga pintu batas. Untuk acara pernikahan yang sudah terlanjur menyebarkan undangan silahkan dilakukan namun dengan catatan tidak membuat keributan atau mengadakan hiburan. Tetap mengikuti prosedur aturan secara adat. Apabit menemukan keributan akan disanksi secara adat,” ungkapnya.
“Semua unsur dan elemen masyarakat yang ada di kabupaten Bengkayang sudah mendukung. Mari kita sama-sama mendukung pelaksanaan ini untuk mencegah penyebaran virus Corona Covid-19 di kabupaten Bengkayang. Kita bersihkan kota kita ini dari hal-hal yang tidak kita ingin. Semoga Bengkayang selalu dalam keadaan yang aman,” pungkasnya.
Wakil Ketua DPRD kabupaten Bengkayang, Esidorus meminta agar selama adat Ba’samsam ini dilakukan semua masyarakat bisa mematuhi, dan berdima diri selama satu hari full dirumah. “Ba’samsam ini tujuannya kita untuk membersihkan diri, dan juga meminta keselamatan. Jadi kita semua harus dirumah, semua keluarga, kita Nyepi lah dulu. Kemudian yang dari dalam boleh keluar, tapi tidak boleh masuk sampai acara adat ini selesai atau buka,” ungkap Esidorus.
“Yang dari luar boleh masuk, tapi tidak bisa keluar sampai adat Selesai. Tetapi untuk pelayanan publik seperti rumah sakit disk masalah. Semoga kita semua memahami hal ini untuk kebaikan kita bersama,” ucap Ketua DPC PDIP kabupaten Bengkayang.
Kata Esidorus, masyarakat adat Dayak kabupaten Bengkayang bersama seluruh elemen masyarakat mendukung secara penuh kebijaksanaan pemerintah dalam menangkal dan mencegah penyebaran virus Covid-19 dengan cara Basamsam atau Social Distancing tradisional.
” Diharapkan masyarakat mematuhi maklumat yang telah disepakati bersama. Paling penting selama Basansam warga tidak keluar rumah, stay dirumah bersama keluarga berdoa atau bersemadi mohon keselamatan dari Tuhan,” ucap Ketua DAD kecamatan Lumar ini.
Menanggapi Basamsa ini, Kapolres Bengkayang AKBP Natalia Budi Darma merespon dengan sangat positif . Menurutnya, justru niat dan tindakan ini adalah ide kreatif sejalan dengan pemikiran dari pemerintah, untuk melakukan lockdown.
“Ini menginspirasi saya bagaimana melakukan lockdown tradisional, dengan telah menampung semua pendapat dari semua elemen masyarakat. Kami dari kepolisian sangat mendukung. Tetapi saya minta agar DAD betul-betul membuat konsep yang jelas dan mudah dipahami oleh semua masyarakat terkait dengan adat yang dilakukan,” ucap Kapolres.
Untuk melakukan lockdown ini Ia juga tegas mengerahkan seluruh anggota untuk memantau situasi. Dengan kearifan lokal masyarakat kabupaten Bengkayang bisa menunjukkan dan mendukung program pemerintah dengan cara adat Dayak. “Saya yakin ini hal yang positif dilakukan,” tutupnya. (Titi).