Sabtu , 23 November 2024
Home / NEWS / Edi Minta Ada Bank Sampah Mini di Sekolah dan Perkantoran

Edi Minta Ada Bank Sampah Mini di Sekolah dan Perkantoran

71cacd12-4123-4da9-9496-106b7fcb4417

 

KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak terus berupaya meningkatkan kebersihan kota dengan menambah sarana dan prasarana serta bagaimana pengelolaan sampah yang efektif. Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono meminta di setiap sekolah maupun perkantoran disediakan bank sampah mini. Demikian pula masyarakat di setiap kelurahan juga harus memiliki bank sampah. “Sampah-sampah yang terkumpul di bank sampah mini itu selanjutnya ditransfer ke bank sampah induk untuk dikelola,” ujarnya saat peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2020 di Taman Alun Kapuas, Sabtu (7/3).

Menurut Edi, sebagai kota yang bersih, idealnya tidak ada lagi sampah yang berserakan atau Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang masih terlihat di pinggir jalan. Dari sekian banyak sampah, 90 persen sampah yang ada diproduksi oleh manusia. Betapa tidak, setiap harinya manusia memproduksi sampah rerata setengah kilogram. Sedangkan jumlah sampah di Kota Pontianak rerata mencapai 370 ton setiap harinya dengan jumlah penduduk sebanyak 664.661 jiwa. “Kita cukup kewalahan mengelolah sampah yang diproduksi dari rumah tangga ini karena sampah-sampah tersebut berbaur semuanya,” ungkapnya.

Ia menuturkan, sekarang ini semestinya bak sampah minimal terbagi menjadi tiga tempat, yakni untuk sampah organik, sampah plastik, kertas dan sejenisnya, dan bak untuk selain kedua jenis sampah tersebut. Jumlah sampah yang demikian banyaknya harus dikelola secara optimal. Sampah tidak selamanya menjadi sesuatu yang tidak bermanfaat, akan tetapi sampah justru bisa menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai ekonomis kalau dikelola dan diproses secara benar. “Misalnya, botol plastik bekas per kilonya dihargai Rp800 untuk dikonversi ke emas di bank sampah. Kalau sudah mencapai 12 hingga 15 kg bisa memperoleh setidaknya 1 miligram emas,” sebut Edi.

Dirinya menambahkan, hal utama bukan semata pada sarana dan prasarana pengolahan sampah, melainkan bagaimana membentuk mindset atau pola pikir masyarakat. Sejak dini saat masih usia anak-anak, sudah harus ditanamkan pola hidup bersih. Mulai dari bangun tidur hingga mau tidur. “Jadi sedini mungkin harus dibiasakan pola hidup bersih sehingga mindset mereka terbentuk untuk selalu menjaga kebersihan,” jelasnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak, Tinorma Butar butar mengatakan, pihaknya gencar menggalakkan program Reduce, Reuse, Recycle (3R) melalui sosialisasi dan edukasi supaya masyarakat bisa mengolah sampahnya sendiri. Sebagaimana UU Nomor 18 tahun 2018 menyebutkan pilah dan olah sampah dari sumbernya. “Kita satu orang memproduksi sampah setengah kilogram setiap harinya. Melalui program itu kita galakkan bagaimana supaya kita memberikan sarana bank sampah, kita fasilitasi dan melalui sosialisasi langsung ke masyarakat,” imbuhnya.

Dalam memperingati HPSN di Kota Pontianak, Tinorma menyebut, sebanyak 12 kapal melakukan aksi bersih-bersih sampah di Sungai Kapuas. Kapal-kapal tersebut terdiri dari Kapal Polairud, Angkatan Laut, Dinas Perhubungan Kota Pontianak, Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak dan sebagainya. “Kementerian Lingkungan Hidup tidak hanya fokus menangani sampah di darat, tetapi juga di sungai,” pungkasnya. (humas)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Fraksi Demokrat Minta Pemda Evaluasi Kinerja Manajemen RSUD M.Th. Djaman, Ini Kata Dewan Pengawas

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Fraksi Demokrat meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau mengevaluasi kinerja manajemen Rumah Sakit …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *