KALIMANTAN TODAY, SANGGAU. Kapolres Sanggau, AKBP Raymond M. Masengi mengungkapkan bahwa Polres Sanggau saat ini memiliki program Sanggau Maju Tanpa Asap (STMA). Program tersebut diklaim bisa menekan tingkat hotspot akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Kami memfasilitasi permasalahan Karhutla yang ada. Kami memberikan solusi, bahwa masyarakat di Kabupaten Sanggau tetap berlandang. Ini penekanan saya! Tapi harapan saya berladang tanpa membakar,” katanya kepada wartawan, Rabu (26/2/2020).
Ia menyebut ada beberapa faktor seseorang membakar lahan antara lain: biaya yang murah, dapat meningkatkan ph atau keasaman tanah sehingga tanah bertambah subur, atau ada yang tidak tahu sama sekali.
“Kalau karena biaya murah, untuk itu bia kita kerjasamakan alat untuk membantu. Ini kaitannya dengan teknologi. Jika alasannya untuk menambah kesuburan lahan, bisa melalui pupuk. Atau yang tidak tahu sama sekali, ini domainnya penyuluh pertanian. Atau karena hobi membakar, itu bisa kita buatkan cuka kayu. Harapannya dengan program ini angka hot spot bisa ditekan. Tetapi sekali lagi, masyarakat tetap berladang,” jelasnya.
Dalam pelaksanaannya nanti, akan melibat seluruh komponen, termasuk tokoh adat. Harapnnya, jika ditemukan hal-hal yang dilakukan di luar ketentuan, polisi tak turun duluan. \
“Biarkan dulu tokoh adat yang menegur. Karena semangat kita sama, membuka ladang dengan tidak membakar. “Karena pengaturan, kepemimpinan dari tokoh-tokoh adat, tokoh masyarakt sangat penting bagi kami untuk mengatur jadwal. Karena dalam adat sendiri, khususnya saudara-saudara kita beretnis Dayak, jika membakar lahan lewat dari tanah miliknya, itu ada sanksi adat,” bebernya.
Soal pengadaan alat mupun pupuk, lanjut Kapolres akan dilihat situasi kemudian. Bisa dari CSR perusahaan atau dari pemerintah.
“Kita lihat situasi, berapa banyak kebutuhan pupuk, alat, dan penyuluh,” imbuhnya.
Kapolres mengaku udah menyampaikan program tersebut ke Bupati Paolus Hadi dan mendapat respon positif. Program ini membagi tiga tempat yang diprioritaskan. Pertama, Mengkiang-Sungai Langir. Kedua, tujuh desa dalam enam kecamatan. Ketiga, seluruh wilayah Sanggau.
“Harapan kami kedepan, Polres Sanggau tidak melakukan penangkapan lagi soal kebakaran lahan. Tapi dengan keterlibatan semua pihak, kita bisa menekan angka hotspot. Untuk perusahaan sendiri akan kita libatkan. Mungkin pertengah atau Maret akhir kita akan melakukan koordinasi,” pungkasnya. (Ram)