KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK–DPD Partai Demokrat Provinsi Kalbar memberikan sinyal akan meninggalkan siapapun yang berkaitan dengan Suryadman Gidot dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bengkayang. Hal itu ditunjukkannya dengan perintah khusus kepada Herman Ivo untuk gencar mensosialisasikan diri.
Saya memang belum mensosialisasikan diri, tetapi ada beberapa hasil survei yang bisa kita jadikan catatan, yakni 60 persen masyarakat Bengkayang belum menentukan pilihannya sampai Desember dan Januari kemarin
“Perintah Ketua (Erma Suryani Ranik-red) kepada saya, supaya meminta Herman Ivo bekerja lebih keras di Bengkayang, pasang spanduk dan sosialisasi,” kata Aquino Ceger, Sekretaris DPD Partai Demokrat Provinsi Kalbar, saat Konferensi Pers di Sekretariatnya, Selasa (25/02/2020).
Ceger menyampaikan hal tersebut seraya memandang Herman Ivo yang duduk di sebelah kanannya ketika memberikan keterangan kepada para jurnalis dari berbagai media massa.
“Nanti kita lihat, kalau elektabilitasnya tinggi, hasil surveinya bagus, bisa saja kita mendorong Herman Ivo sebagai Bakal Calon Bupati Bengkayang. Jadi perintah Ketua begitu,” lanjut Ceger.
Herman Ivo mendapatkan perintah khusus tersebut, lantaran penentuan figur yang akan diusung dalam Pilkada Bengkayang ini masih di awang-awang. “Bukan hanya kami yang mengalami ini, teman-teman dari partai lain juga demikian,” ungkap Ceger.
Hasil survei menunjukkan, di Kabupaten Bengkayang ini memang terdapat figur yang elektabilitasnya lumayan bagua. “Tetapi masyarakat yang belum menentukan pilihannya itu masih 60 persen, sehingga peluang masih terbuka,” jelas Ceger.
Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Kalbar, kata Ceger, sudah mempunyai pertimbangan-pertimbangan sehingga memberikan ruang kepada Herman Ivo untuk mensosialisasikan diri sebagai Balon Bupati Bengkayang.
Salah satu pertimbangan tersebut di antaranya terkait Mantan Ketua DPD Demokrat Kalbar juga Bupati Bengkayang yang di-OTT Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Harus kami akui, kejadian itu berimbas pada partai. Pada prinsipnya kami mendukung proses hukum. Apapun itu, kalau namanya bersalah harus kita akui itu salah,” ucap Ceger.
Kasus Gidot itu memang berefek negatif terhadap citra Demokrat, namun partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini tetap konsisten akan melakulan perbaikan-perbaikan.
“Oleh karena itu, semaksimal mungkin kami tetap berjuang di Bengkayang supaya bisa memenangkan Pilkada 2020,” jelas Ceger.
Salah satu caranya dengan menugaskan khusus kepada Herman Ivo untuk mensosialisasikan diri, karena mantan Anggota DPRD Provinsi Kalbar ini sampai sekarang masih adem ayem. “Semoga saja Herman Ivo tidak ada kait mengaitnya dengan kejadian kemarin (Gidot di-OTT KPK-red),” harap Ceger.
Sebenarnya, lanjut Ceger, semua kader diberikan peluang untuk maju Pilkada Bengkayang 2020. Termasuk kepada Neneng adik Gidot dan Ketua DPC Demokrat Bengkayang, Joshua Sugara untuk mensosialisasikan diri.
“Tetapi memang hasil sementara ini kami lihat elektabilitas keduanya (Neneng dan Joshua Sugara-red) belum juga terlalu bagus. Oleh karena itu, plan terakhir kami, mendorong Herman Ivo untuk mensosialisasikan diri,” ungkap Ceger.
Di tempat yang sama, Herman Ivo mengaku akan berusaha semaksimal mungkin untuk mensosialisasikan diri sebagai Balon Bupati Bengkayang.
“Saya memang belum mensosialisasikan diri, tetapi ada beberapa hasil survei yang bisa kita jadikan catatan, yakni 60 persen masyarakat Bengkayang belum menentukan pilihannya sampai Desember dan Januari kemarin,” kata Herman Ivo.
Hasil survei tersebut menunjukkan masyarakat Bengkayang belum peduli dengan masalah kepemimpinan ke depan. “Lebih tajam lagi, masyarakat Bengkayang itu belum tertarik dengan mereka yang selama ini sudah mensosialisasikan diri,” jelas Herman Ivo.
Setelah melihat kondisi terakhir di Bengkayang itu, Herman Ivo pun diberikan peluang oleh partainya. “Kita akan gunakan peluang itu semaksimal mungkin,” tekadnya.
Ia menyadari, peluang yang diberikan kepadanya ini tidak terlepas dari musibah yang dirasakan Demokrat akibat Gidot di-OTT KPK. “Pastilah berimbas, karena itu saya pikir Ketua DPD lalu coba menyodorkan saya yang relatif tidak ada kaitannya (dengan kasus Gidot tersebut-red),” kata Herman Ivo.
Bagaimanapun juga, lanjut dia, persoalan OTT KPK itu bukan hanya berimbas pada citra partai, tetapi juga kemungkinan terdampak pada sisi hukumnya. “Tidak mungkin DPP menyerahkan (rekomendasinya-red) kepada orang yang sangat dengan dengan Pak Gidot, termasuk juga pengurus-pengurus partai di sana (Bengkayang-red),” tegas Herman Ivo.
Orang yang sangat dekat dengan Gidot yang dimaksudkan Herman Ivo itu dapat dipastikan Neneng yang merupakan adik kandung mantan Bupati Bengkayang tersebut. Sementara pengurus partai yang dimaksudnya tentu Yoshua Sugara.
“Barangkali masyarakat melihat mereka (Neneng dan Yoshua Sugara-red) cukup dekat (dengan Gidot-red). Masyarakat Bengkayang tidak menginginkan calon yang terkait kasus korupsi, dan itu wajar saja,” ucap Herman Ivo.
Selain akan menjalankan perintah DPD Demokrat Kalbar untuk melampaui elektabilitas Neneng dan Yoshua Sugara, Herman Ivo yang juga Koordinator Daera (Korda) akan memperkuat komunikasi untuk membangun koalisi dengan partai lain di Bengkayang.
“Saya sudah melakukan komunikasi hampir dengan seluruh partai, tetapi waktu itu posisi saya sebagai Korda. Jadi yang coba kita bangun adalah melihat kemungkinan ada titik yang sama untuk perjuangkan dengan partai lain,” pungkas Herman Ivo.(dik)