KALIMANTAN TODAY, SANGGAU. Angka stunting di Kabupaten Sanggau selama kurun waktu 2019 mencapai 7000 kasus atau sekitar 21 persen dari 35 ribu anak. Guna menekan angka itu, dibutuhkan kerjasama seluruh stake holder. Termasuk organisasi wanita.
Ketua TP PKK Kabupaten Sanggau, Arita Apolina menegaskan bahwa seluruh organisasi wanita di Sanggau bersama Pemerintah Daerah telah membuat komitmen bersama dalam hal penanganan stunting.
“Komitmen itu kita buat pada saat peringatan Hari Ibu kemarin antara organisasi wanita dengan pemerintah daerah,” kata Arita.
Penanganan stunting ini, lanjut dia, dilakukan kepada yang sudah bermasalah dengan yang belum. Penyuluhan kepada ibu-ibu yang sedang hamil menjadi salah satu upaya pencegahan yang penting untuk dilakukan.
“Program kongkret kita adalah dengan edukasi melalui penyuluhan dan informasi mengenai stunting ini. Karena biasanya ibu-ibu ini kurang mau peduli dengan stunting. Misalnya waktu anak badannya masih kurus, pendek tidak seperti anak – anak lain seusianya dianggap biasa – biasa saja, padahal itu masalah,” ujarnya.
Dikatakan Arita, saat anak-anak mengikuti Posyandu, mestinya sudah terdeteksi si anak mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, sehingga sangat penting bagi para orang tua terutama ibu-ibu mengenal ciri-ciri stunting.
“Peran Posyandu akan kita tingkatkan lagi, termasuk juga penyuluhan-penyuluhan,” ungkapnya.
Untuk menekan angka stunting tersebut, Arita meminta dukungan semua pihak, selain orangtua, dukungan juga diharapkan kepada remaja pada saat Genre (generasi yang punya rencana) dengan menjadi tutor atau pendamping sebaya untuk memberitahukan dampak dan bahaya stunting kepada calon ibu. (Ram)