Kalimantan Today Tajam | Terpecaya
KALIMANTAN TODAY, SANGGAU. Acara pisah-sambut Kapolres Sanggau, dari AKBP Imam Riyadi ke AKBP Raymond M. Masengi digelar Jumat (17/1/2020) malam di gedung pertemuan umum (GPU) Balai Betomu Sanggau.
Tak hanya dihadiri Bupati Sanggau, Paolus Hadi dan Wabup Yohanes Ontot, acara itu juga dihadiri Sekda Sanggau, Kukuh Triyatmaka, Raja Sanggau, Gusti Arman, tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda serta paguyuban adat di Kabupaten Sanggau.
Pada kesempatan itu, Bupati Paolus Hadi didampingi Wabup Yohanes Ontot mengungkapkan sebenarnya ingin setelah serah terima jabatan (Sertijab) Kapolres Sanggau dilaksanakan pisah sambut.
“Puji Tuhan malam hari ini akhirnya ,kita bisa melaksanakan pisah-sambut untuk pak Kapolres lama, Imam Riyadi, dan menyambut Kapolres Baru, pak Raymond. Memang waktu itu kita berharap bisa langsung. Tapi karena kondisi dari kami bertiga dan juga urusan pemerintah, akhirnya malam hari ini bisa dilaksanakan,” katanya.
PH, sapaan akrab Paolus Hadi, juga mengungkapkan kesan-kesannya selama Imam Riyadi menjabat Kapolres Sanggau.
“Tadi sudah disampaikan juga sudah disampaikan oleh tokoh masyarakat. Yang paling saya ingat adalah awal ketika bapak bertugas di sini yang paling saya ingat adalah ketika bapak sendiri. Betul seperti apa yang bapak sampaikan, masih mencari-cari apa dan siapa bupati. Dan saya cek bapak ternyata hobinya sama,” ungkapnya.
PH mengatakan, Imam Riyadi adalah sosok yang terus mencoba dan ikut mendorong Pemda Sanggau, utamanya dalam hal kebersamaan.
“Dan itu bapak usahakan dan beri contoh di Polres. Sepanjang saya jadi bupati, wakil dan DPRD, saya belum pernah melihat di satu tempat, bisa bersama-sama membaca ayat kitab suci. Hanya di Sanggau, itupun di Polres Sanggau. Saya sendiri ingin, Pemda bisa ndak ya? Tapi sampai hari ini belum bisa. Itu saya salut pak. Karena ini memberi contoh betul bahwa kita bisa saling menghargai,” beber PH.
Selain itu, PH menilai selama menjabat Kapolres Sanggau, Imam Riyadi sangat konsen dalam mendorong dan mengembangkan budaya. Dan itu dimulai di Polres.
“Termasuk perayaan-perayaan hari besar agama. Termasuk melibatkan seluruh tokoh pemuda. Dan saya merasa terbantu, karena merasa bapak bisa menjadi simbol untuk mempersatukan. Dan itu berjalan satu tahun lebih, memang terkesan bapak istirahatnya kurang. Itu kesan secara pribadi dan kedinasan,” pungkas PH. (Ram)
