KALIMANTAN TODAY, BENGKAYANG – Bung Kupuak adalah sebuah perkampungan tua yang terdapat di Kecamatan Jagoi Babang. Bung Kupuak sendiri mulai di bangun kembali oleh pemerintah Kabupaten Bengkayang pada tahun 2019 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
Kampung adat tersebut dihuni oleh mayoritas masyarakat suku Dayak Bidayuh, yang pelan-pelan pergi meninggalkan untuk memilih hidup di Kecamatan. Untuk tetap menjaga adat istiadat yang ada agar tidak hilang dimakan waktu, pemerintah kembali menata dan membangun Bung Kupuak. Pembangunan tersebut memang sudah memiliki perencanaan yang baik, ada Masterplane, ada DED oleh Pemkab Bengkayang melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bengkayang.
Pada Jum’at (22/10) malam, Bung Kupuak Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat di nobatkan sebagai Kampung Adat Terbaik se- Indonesia. Hal itu termuat dalam ajang Lomba Kepariwisataan Nasional Anugerah Pesona Indonesia Tahun 2019. Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Plt. Bupati Bengkayang Agustinus Naon.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bengkayang, dr. I Made Putra Negara mengatakan, Bung Kupuak adalah perkampungan tua yang dihuni masyarakat Dayak Bidayuh, yang saat ini sudah berpindah dan turun ke kota Kecamatan Jagoi Babang.
“Mereka meninggalkan perkampungan lama, karena mereka mulai merasakan kehidupan yang lebih mudah bila ada jalan utama dan perbatasan. Tetapi perkampungan lama, Bung Kupuak tidak mereka tinggalkan begitu saja, setiap tahun mereka melakukan ritual Adat bersama ditempat ini,” ungkap I Made Putra Negara, Sabtu (23/11).
Kata Made, Ritual adat yang dilakukan berupa permohonan kepada leluhur agar diberikan limpahan rejeki, dan ucapan terimakasih atas panen dan limpahan rejeki yang mereka terima. Seperti kegiatan ritual Adat yang disebut GAWIA SOWA (Gawai tahun/ tahun baru). Pada momentum ini, seluruh Dayak Bidayuh akan hadir termasuk masyarakat Dayak Bidayuh yang ada di Sarawak Malaysia.
BACA: Yandi: Apa Benefitnya Bank Kalbar
BACA: Kecamatan Bengkayang Juara Umum Pesparani Katolik Pertama
Made berharap dengan terpilihnya Bung Kupuak menjadi kampung Adat terbaik se-Indonesia, tempat tersebut menjadi lebih di kenal dan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bengkayang.
“Dengan menjadi destinasi terbaik tingkat Nasional, kita berharap tempat ini menjadi lebih dikenal kelak meningkatkan jumlah kunjungan wisman maupun wisnus,” harap Made.
Selain itu juga, Made berharap ada perhatian Pemda Bengkayang agar Pariwisata bisa menjadi prioritas pembangunan di kabupaten Bengkayang.
“Kami juga berharap pemerintah Provinsi dan pemerintah Pusat lebih memperhatikan pembangunan di perbatasan, terutama mendorong instruktur jalan kelokasi wisata diperbatasan. Memperbaiki amenitas destinasi perbatasan menjadi mimpi kami :dinas Porapar dan Masyarakat Perbatasan. Serta ada penguatan promosi melalui event perbatasan,” ujar Made.
Terlebih, perbatasan merupakan garda terdepan Indonesia dan Jagoi Babang bertetangga dengan negara Malaysia.
Selain itu kata Made, untuk kedepannya ada beberapa Pembangunan di bidang Pariwisata akan dilanjutkan dengan penataan tempat parkir dan homestay, juga memperbaiki tata kelola destinasi agar bisa memberikan nilai tambah bagi kelompok dan Masyarakat sekitar. Sebab kata Made mengembangkan event perbatasan dan mengembangkan pusat oleh-oleh dan pusat kuliner saat ini bangunannya juga sudah ada.
” Adapun tujuan dari pengembangan Desa Wisata Jagoi Babang ini untuk menggerakkan pembangunan wisata desa oleh mayarakat, untuk masyarakat (CBT Consep) dalam upaya meningkatkan upaya Promosi wisata,” pungkasnya
Made menambahkan, selain Bung Kupuak Bengkayang yang masuk nominasi ada Nyobeng – atraksi Budaya terpopuler dan Kampung Terpopuler.
“Nyobeng kalah, tapi kampung adatnya menang. Tentu ini kita sangat bersyukur, semoga kedepannya kita tetap konsisten menjaga dan melestarikan,” tutup Made.
Pemilihan pemenang ini dilakukan melalui pemungutan suara (voting) yang dilaksanakan pada 1 Juni 2019 sampai 31 Oktober 2019, oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. (Titi).