KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK – Udin Balok tiba-tiba menghilang bagai di telan bumi. Ini setelah Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah mengeluarkan pernyataan resmi terkait sosok Udin Balok yang mengaku sebagai Panglima Kumbang.
“Pernyataan Resmi Dari Biro Hukum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Tengah”, Letambunan Abel.
Bahwa kedua orang ini yang selalu membawa-bawa nama Dayak di mana-mana, dan mengaku sebagai Panglima Dayak. Setelah kami telusuri bahwa mereka ini “bukan orang Dayak, dan tidak ada darah keturunan Dayak”.
Agar yang bersangkutan menghentikan aktivitasnya yang berhubungan dengan mengatasnamakan Dayak. dan diminta membuat pernyataan pengakuan serta permohonan ma’af secara terbuka di media sosial, televisi dan koran koran, sebelum kami melakukan langkah selanjutnya..TKS.
Dalam surat pernyataan tertanggal 11 Oktober tersebut, Letabunan Abel menyatakan, Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah merasa terganggu oleh ulah orang-orang yang mengatasnakan suku Dayak, tetapi sejatinya hanya untuk kepentingan diri mereka sendiri dan kelompoknya. Dan tidak mewakili kepentingan suku Dayak pada umumnya. Apalagi mereka bukan berdarah Dayak.Bahkan penampilan yang bersangkutan tidak mencerminkan budaya suku Dayak, khususnya Dayak Maanyan.
Surat pernyataan keras DAD Kalteng terkait beredarnya foto-foto Udin Balok bersama Terpidana kasus penganiayaan Habib Bahar bin Smith. Jauh sebelumnya, tepatnya di Mei 2018, postingan pengacara terkenal Hotman Paris Hutapea bersama Udin Balok pun memicu polemik.
Akun Twitter @PakatDayak, Jumat, 23 Maret 2018 menceritakan sosok Stevanus. Akun dengan 12,1 ribu follower dan banyak mengangkat isu-isu seputar dayak itu menuding Stevanus berbohong.
“Bermodalkan kain merah dan kuning plus mandau souvenir Udin Balok alias Stevanus memulai aksi ngibulnya,” tulis Pakat Dayak.
Ketika kerusuhan berakhir, Udin Balok tampil dgn tubuh yg sudah dimodifikasi. Tato tanpa makna menghiasi tubuhnya..
“Kalau bisa Ketua DAD Provinsi Kalimantan Tengah buat surat tertulis kirim kepada DAD Se Kalimantan menyatakan bahwa mereka (Udin Balok dan Baong/red) bukan orang Dayak,” ujar Jakius kepada KalimantanToday.
Jakius justru balik bertanya, “Kalau kita dengar yang ngaku panglima kumbang itu sudah lama ngapa baru sekarang dimunculkan bahwa bukan orang Dayak,” ujarnya yang mengaku pernah berfoto bersama Panglima Kumbang itu.
Jakius menduga, orang yang mengaku Panglima Kumbang itu ada keturunan Dayak. “Kalau bukan salah satu orang tuanya atau nenek atau kakeknya Dayak. Harus ada pengakuan yang resmi dari yang membuat identitas”, pungkasnya. (KT)