Oleh Maysramo
Saat warga Kalbar sesak nafas akibat kabut asap yang menghasilkan jerebu, anomali terjadi di Lagon, Desa Keranji Paledang, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak.
Para petani di desa itu justru melakukan Panen Padi Varietas Unggulan Bersertifikat di tengah kabut asap akibat kebakaran hutan. Tak ada yang menggunakan masker atau penutup hidung. Kebahagian memancar dari wajah para petani menyambut panen.
Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Kabupaten Landak bisa panen padi di tengah kabut asap yang menenggelamkan Kalbar?
Untuk menemukan jawabannya Kalimantan Today mewawancarai Bupati Kabupaten Landak Karolin Margret Natasa, berikut petikan wawancaranya:
“Itu salah satu program prioritas Kabupaten Landak dibidang pertanian,” ujar Bupati Karolin.
Karolin paham, sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani.
Dengan pemahaman itulah, Karolin tak segan menjadikan dirinya sebagai marketing, memasarkan produk-produk lokal Kabupaten Landak.
Hasilnya, beras lokal hasil petani Kabupaten Landak kini berjejer gagah dengan beras-beras lain yang datang dari Kalbar di pasar-pasar modern seperti Hypermart yang ada di Kota Pontianak.
Masyarakat pun kini bisa menikmati pulennya beras Kabupaten Landak di Rumah Makan (RM) Sari Bundo yang dikenal dengan masakan khas Padang.
Pengelola Bandara Supadio pun tertarik dengan menyediakan outlet bagi Kabupaten Landak untuk memasarkan produk-produk lokalnya.
Menjadikan dirinya sebagai marketing, Karolin ingin kesejahteraan petani dan para pelaku kreatif Landak meningkat. Tentu saja dengan pengembangan ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat. Caranya, membuka akses.pemasaran dan meningkatkan kualitas hasil pertanian dan kerajinan.
Selain itu, Karolin tak hanya menghimbau dari kejauhan. Karolin langsung mendatangi rakyatnya – meminta dan mengingatkan – dalam membuka lahan dilakukan penuh kearifan sebagaimana yang dipraktekkan para leluhur.
Seiring perkembangan, peran kepala daerah tak lagi berada di belakang meja atau turun ke bawah, lebih dari itu, kepala daerah pun dituntut untuk menjadi marketing atau bahkan CEO.
Begitulah Karolin dengan segala langkahnya memajukan Kabupaten Landak (*)