KALIMANTAN TODAY, SANGGAU – Bupati Sanggau Paolus Hadi didampingi forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompimda) meresmikan rumah sakit pertama di wilayah perbatasan di Kecamatan Sekayam, Kamis (5/9). Rumah sakit itu diberi nama Temenggung Gergaji
Hadir dalam peresmian tersebut sejumlah kepala SKPD, Wakil Ketua beserta anggota DPRD dapil perbatasan, para tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Jones Siagian dalam sambutannya menyampaikan, salah satu visi-misi Bupati adalah mewujudkan Sanggau Sehat. Sanggau Sehat bukan berarti tidak ada lagi orang Sanggau yang sakit, sehingga Puskesmas, Puskesdes, Pustu termasuk Rumah Sakit tutup.
“Maksud sehat di sini adalah masyarakat mendapatkan kondisi yang terhindar dari gangguan produktifitas,” kata Jones.
Indikator Sanggau Sehat, terang Jones, adalah meningkatnya usia harapan hidup masyarakat Sanggau.
“Pada tahun 2013 usia harapan hidup masyarakat Sanggau ini hanya 68 tahun. Dan diakhir 2019 ini diharapkan meningkat menjadi 72 tahun,” terangnya.
Diakhir sambutannya, Jones membeberkan biaya yang digunakan untuk menyelesaikan pembangunan rumah sakit Temenggung Gergaji yakni sekitar Rp 26 milyar. Sedangkan untuk pengadaan dan perlengkapan termasuk ambulan dan genset non stop sebesar Rp 18 milyar. Total biaya pembangunan rumah sakit ini sekitar Rp 45 milyar.
Wakil Ketua DPRD Sanggau, Hendrykus Bambang dalam sambutannya mengaku bangga atas berdirinya rumah sakit di wilayah perbatasan ini. Tetapi dibalik kebanggaan itu, diakui Bambang ada rasa was-was.
“Was-wasnya itu, semakin megahnya rumah sakit itu tentu harapan masyarakat terhadap rumah sakit ini semakin tinggi. Ini tantangan dari rumah sakit ini untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,” pungkasnya.
Politisi Golkar itu berharap ke depan fasilitas yang ada di rumah sakit ini ditambah. Termasuk juga pelayanannya yang harus lebih baik.
“Kepada kepala rumah sakit dr. Fani beserta seluruh jajaran, jangan takut dikoreksi. Teruslah berbuat yang terbaik untuk masyarakat. Semoga dengan kehadiran rumah sakit ini tingkat kesehatan warga perbatasan semakin baik,” harapnya.
Bupati Sanggau, Paolus Hadi dalam sambutannya mengatakan Temenggung Gergaji adalah nama tokoh yang paling berjasa atas penjajahan yang dilakukan Brunei Darussalam dulu. Penetapan Rumah Sakit, kata dia, berdasarkan SK Bupati nomor 5 tahun 2019 tentang penetapan, pembentukan dan susunan Rumah Sakit klas D Temenggung Gergaji.
Bupati menyebut, saat ini Kabupaten Sanggau memiliki dua rumah sakit daerah. Yang pertama rumah sakit daerah MTh. Djaman dan yang kedua rumah sakit daerah Temenggung Gergaji.
“Rumah Sakit MTh. Djaman ini statusnya masih kelas C, mau kita naikkan ke B. Hampir saja turun klas menjadi klas D. Gara-garanya apa? Karena kita belum memiliki spesialis anestesi. Puji Tuhan kita bisa bekerjasama dengan Rumah Sakit Landak sehingga kita masih bisa bertahan. Kedua, rumah sakit daerah Temenggung Gergaji. Rumah sakit ini klasnya masih D, kedepan akan kita tingkatkan,” kata PH sapaan akrab Bupati.
Selain dua rumah sakit ini, Pemerintah Daerah juga akan mendirikan rumah sakit daerah di Kecamatan Tayan Hilir.
“Pokoknya daerah yang mau pisah ranjang itu kita siapkan ada rumah sakit daerahnya dan ini sudah kita usulkan,” terang PH.
“Saya mau sampaikan kepada bapak ibu semua, di masa awal saya dan pak Ontot memimpin tahun 2013 lalu, itu diukur untuk melihat maju tidaknya pembangunan kesehatan di Kabupaten Sanggau. Mimpi saya dengan pak Ontot orang Sanggau ni punya harapan hidup 72 tahun lebih, dulu hanya 68 tahun. Karena sudah kami urus naik menjadi 71 tahun,” ungkapnya. (Ram)