KALIMANTAN TODAY, SANGGAU – Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot menandantangani Memorandum of Understanding (MoU) dan perjanjian kerjasama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG), Selasa (27/8) pagi.
Penandatanganan pada acara Pencanangan Kegiatan Pengelolaan Data dan Informasi Geospasial Provinsi Kalbar itu digelar di hotel Aston Pontianak. Hadir di acara itu, Gubernur Kalbar, Sutarmidji, Kepala BIG, Hasanuddin. Z. Abidin, Forkompimda, Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota se-Kalbar.
“Maksud dari kegiatan ini adalah untuk melakukan kerjasama tentang penyelenggaraan, pengembangan dan pemanfaatan data dan informasi geospasial untuk pembangunan dan pengembangan simpul jaringan informasi geospasial kabupaten/kota se-Kalbar,” kata Kepala BIG, Hasanuddin.
Informasi Geospasial merupakan informasi keruangan yang menunjukkan posisi atau lokasi suatu objek atau kejadian yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan keruangan.
“Dengan kerjasama ini Pemerintah Kabupaten/Kota se-Kalbar akan mendapatkan keuntungan di antaranya: kemudahan dalam mendapatkan data dan informasi geospasial, fasilitas pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penggunaan data informasi geospasial, bimbingan dan pendampingan dalam penyusunan peraturan dan kebijakan terkait pembangunan dan pengembangan simpul jaringan di wilayah Kabupaten/Kota se-Kalbar,” sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sutarmidji menyampaikan bahwa primadona tambang di Kalbar bukanlah batu bara, tapi bauksit.
“Sehingga diharapkan data ini dari BIG seharusnya sudah punya. Melalui pendataan tersebut kita bisa menghitung, berapa banyak cadangan kekayaan alam yang kita miliki, seperti bauksit tersebut,” kata Midji, sapaan akrab Sutarmidji.
Termasuk dengan 93 koordinat dari lahan perusahaan memiliki titik api. Melalui data dan peta tersebut, lanjut Midji, bisa dianalisis modus dari salah satu kegiatan negatif yang berulang.
“Maka dari itu saya mengajak kepada Bupati/Walikota se-Kalbar mari kita saling bersinergi atas keakuratan sebuah data, karena sebuah data sangatlah penting,” pintanya.
Midji juga sangat setuju dengan dengan kebijakan Presiden Jokowi soal satu data tersebut. Dengan begitu kekayaan yang dimiliki sudah terdata di BIG.
“Sebuah akurasi data itu menentukan efisiennya suatu program. Sehingga kenapa berkaitan dengan perangkingan Kalbar ini selalu di bawah, karena kita tidak punya data. Itu yang menjadi kelemahan kita,” ungkapnya.
Midji juga mengatakan, dengan melalui geospasial ini maka akan diketahui berapa banyak kekayaan alam yang dimiliki. Artinya bisa menjadi pengendali kekayaan alam itu untuk cadangan kedepan. (Ram)