Jumat , 22 November 2024
Home / NEWS / Merdeka Negeriku, Merdeka Paritku

Merdeka Negeriku, Merdeka Paritku

19fd920c-ab54-43d2-b942-934cb04001b9
KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK – Mengusung Tema Merdeka Negeriku, Merdeka Paretku, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara bersama berbagai komunitas lingkungan hidup, Siswa/Siswi SD, SMP, SMK serta masyarakat setempat, Sabtu (17/8) menggelar upacara pengibaran bendera merah putih di atas Paret Nanas.

Upacara ini kata Ketua Kreasi Sungai Putat, Syamhudi, merupakan bagian dari rangkaian #FestivalParetNanas yang kali ini yang menginjak tahun ketiganya.

Upacara ini selain bertujuan demi meningkatkan semangat nasionalisme di tengah masyarakat, juga bermaksud mengingatkan betapa pentingnya paret, bukan hanya sekadar sebagai tempat aliran air, tetapi juga memiliki nilai-nilai lebih lainnya.

“Pengibaran bedera merah putih di atas Paret Nanas menjadi bagian terpenting untuk mengajak segenap masyarakat untuk perduli terhadap paret dan habitatnya,” kata Ketua Kreasi Sungai Putat, Syamhudi.

Kata Syamhudi, pihaknya juga mendorong Pemerintah Kota Pontianak untuk segera mengambil langkah kongkrit alias nyata dalam menyikapi lahan gambut dan paret tersisa dua komunitas biosphere ini sangat urgent untuk keberadaan air dengan kuatitas dan kwalitas yang baik untuk memenuhi hajat masyrakat kota dan mempertahankan fungsi gambut sebagai bank air terbaik.

“Kita selalu berupaya fokus dalam mengawal #masihsoalparet ini sederhana alasannya yang paling mungkin dipulihkan oleh Pemerintah Kota Pontianak hanya paret dan gambut (ekologi) bukan Sungai Kapuas,” paparnya.

Camat Pontianak Utara, Aulia Candra menambahkan Upacara di Paret Nanas ini agak sedikit bermasalah karena kemarin terbentur musim kemarau. Sehingga ketersediaan air kurang .

“Ini bukan salah siapa siapa karena musim kemarau yang cukup panjang di hulu juga tidak ada hujan sehingga air di Paret Nanas ini juga berkurang,” ungkap, Aulia Candra.

Ia menjelaskan, jauh –jauh hari ia sudah mengantisipasi dengan melakukan penyemprotan lumpur. Tujuannya agar memperdalam aliran sungai di muara itu sehingga bisa dilaksanakan dengan baik.

Kemudian untuk Festival Paret Nanas tahun 2019 ini dan kita memang ada beberapa kegitan lainnya yang mana didukung besar oleh masyarakat. Untuk pelaksanaan ini pembersihan penyemprotan lokasi.

“Kegiatan  ini sangat besar didukung oleh masyarakat, dan tanpa dukungan masyarakat tidak dapat berjalan dengan baik,” papar Aulia.

Senada dengan Lurah Siantan Hulu, Tirta Arifin, ia bangga, melihat antusias masyarakat pada kegiatan itu ramai yang hadir lebih ramai dari tahun tahun sebelumnya.

“Dan juga tahun ini teman-teman dari Kepolisian ada ikut hadir dalam upacara. Kapolsek Pontianak Utara menurunkan satu kompi. Kita juga mengundang tokoh masyarakat dari RT, RW, Posyandu, PKK juga ikut hadir,” tambah Tirta Arifin.

Ia menjelaskan, antusias masyarakat selain yang tinggal di Bentasan Paret Nanas, masyarakat luar juga cukup antusias.

“Terima kasih kami ucapkan kepada masyarakat,” kata Lurah Siantan Hulu, Tirta Arifin.

Untuk momen tahun ini Festival Paret Nanas ketiga ini yang spesial menurutnya adalah rangkaian dengan kegiatan festival tahun  ini ada lomba, lomba fotografi, lomba Vlog, lomba mural, mudah mudahan dengan adanya lomba-lomba ini masyarakat luas bisa tahu.

“Ternyata ada potensi wisata ini nanti juga dapat kita ajak mempromosikan potensi yang ada di Paret Nanas, Siantan Hulu,” harap dia.

Menyoal kondisi alam, walaupun sedang berkabut asap masyarakat dan anak anak sekolah masih antusias. Untuk kabut asap dan kebakaran lahan di Siantan Hulu memang relatif kurang, bau asap tidak terlalu tercium karena di sekitar masih banyak tanaman – tanaman hijau banyak pohon udaranya segar dan untuk paretnya ini sedang memasuki musim kemarau untuk debit airnya di Paret Nanas memang cukup kecil .

“Itupun itu sudah coba kita siasati  kesekitar lokasi upacara, kita coba gali lumpur lumpurnya, supaya endapan lumpur bisa ketepi dan untuk upacara masih bisa memungkinkan genangan airnya,” imbuh Tirta Arifin.

Ketua Gerakan Senyum Kapuas, Abdurrahman Randy, yang juga selaku panitia penyelenggara kegiatan itu menyebut, membuat kesadaran dari masyarakat bahwa pentingnya paret karena masyarakat Kota Pontianak itu berawal dari tepian sungai.

“Juga mengembalikkan kebiasan masyarakat Kota Pontianak ini sebagai warga tepian sungai.  Dulu kita di tepi sungai sekarang mulai tergerus untuk lebih banyak ke daratan. Paret itu adalah sumber kehidupan, manusia,” pungkasnya. (jon)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Desa ODF di Kabupaten Sanggau Bertambah Jadi 13, Tertinggi di Kembayan

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Berlahan tapi pasti, jumlah desa Open Defecation Free (ODF) atau yang sudah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *