Studi kelayakan untuk pembangunan JK III berbentuk terowongan bawah air itu, sudah dilaksanakan – Prabasa
KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK–Realisasi pembangunan Jembatan Kapuas (JK) III semakin mendesak. Lantaran arus lalu lintas di Kota Pontianak, Provinsi Kalbar semakin padat, seiring dengan semakin tingginya pertumbuhan penduduk dan kendaraan bermotor.
“JK III sangat tepat untuk mengurai kemacetan di Kota Pontianak sebagai Ibukota Provinsi Kalbar,” kata Syarif Amin Muhammad Assegaf, Anggota DPRD Provinsi Kalbar kepada wartawan, Rabu (14/08/2019).
Bukan hanya berdampak signifikan terhadap penguraian kemacetan, menurut Amin, JK III juga sejalan dengan realisasi Pelabuhan Internasional Kijing di Kabupaten Mempawah. “Saya optimis pembangunan JK III akan berdampak luas,” katanya.
JK III, tambah dia, akan mendorong perputaran perekonomian, bukan hanya bagi Kota Pontianak, tetapi kabupaten/kot lainnya di Provinsi Kalbar. “Makanya tidak ada alasan bagi kami untuk tidak mendukung JK III, secepatnya ditancapkan tiang perdana,” harap Amin.
Semula, bentuk JK III ini direncanakan seperti pendahulunya, JK I dan II. Namun belakangan muncul wacana terowongan bawah air. Hal itu diamini Anggota DPRD Provinsi, Prabasa Anantatur. “Ini baru pada tahap usulan,” kata Anggota Komisi V ini.
Prabasa yang berlatarbelakang Teknik memang menginginkan JK III itu memiliki versi tersendiri, barangkali lewat bawah Sungai Kapuas. “Ini tentu harus ada FS-nya (Feasibility Study),” katanya.
Informasi terakhir yang diterima Prabasa, bahwa studi kelayakan untuk pembangunan JeK III berbentuk terowongan bawah air itu, sudah dilaksanakan.
“Saya sangat sependapat dengan wacana ini. Karena selain teknologinya luar biasa, juga bisa dijadikan salah satu objek wisata. Ini diharapkan lebih memajukan Kota Pontianak ke depannya,” ucap Prabasa.
Namun dana untuk merealisasikan JK III terowongan bawah itu, tentunya APBD Provinsi Kalbar tidak akan mampu. “Kita mengusulkan pembiayaannya melalui APBN atau dana bantuan,” kata Prabasa.
Dana bantuan itu bukan sesuatu yang mustahil. Pasalnya, jalan negara yang membentang dari Kota Singkawang ke Aruk Kabupaten Sambas juga menggunakan bantuan dari Asian Government Bank (AGB). Nilainya hampir Rp1 Triliun. Demikian pula dengan jalan Tayan sampai ke Sanggau.
“Saya rasa pembangunan JK III terowongan bawah air ini lebih murah. Tetapi ini kan belum ada hitung-hitungannya,” ucap Prabasa.
Hasil Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi IV DPRD Provinsi Kalbar belum lama ini, ungkap Prabasa, rencana terowongan bawah air itu sudah ada.
“Memang sengaja tidak kami sampaikan ke media, karena kami belum mengetahuinya secara detail hingga teknisnya di lapangan,” aku Prabasa.
Ia hanya memastikan bahwa FS Jembatan Kapuas III terowongan bawah air, dari daerah Sungai Rengas ke kawasan Wajok itu, sudah selesai dilakukan. “Kita tentu merasa bangga,” ujar Prabasa.
Barangkali, lanjut dia, langkah berikutnya yang perlu dipikirkan, bagaimana tentang ringroot jalan dari terowongan bawah Sungai Kapuas itu.(dik)