KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK – Saat ini banyak siswa dan mahasiswa menjadi korban penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Fakta ini menimbulkan keresahan pada masyarakat. Bagi dunia pendidikan di Indonesia, tentu saja persoalan ini harus menjadi atensi yang serius.
Jika tidak ditangani dengan sungguh-sungguh, maka hal itu dikhawatirkan menghancurkan dunia pendidikan.
“Oleh karena itulah, peran serta para guru dan siswa harus lebih maksimal yaitu dengan menjadi penggiat anti narkoba,” ungkap Prof. Dr Thamrin Usman, DEA penggiat anti narkoba yang juga merupakan Artipena Kalimantan barat, dalam acara bimtek penggiat anti narkoba bidang P4GN di Pontianak, Kamis (15/8).
Karena Ancaman narkoba telah menyasar ke kalangan pelajar dan mahasiswa, maka diperlukan kerjasama antara pelajar, guru dan juga BNN untuk bisa mencegah ancaman tersebut.
Thamrin juga menyebutkan bahwa, pilar utama pembangunan SDM sebagai penggiat anti narkoba adalah sistem pendidikan, character building, soft skill, juga peran pendidikan tinggi dalam pencegahan narkoba, dan program edukasi dengan seluruh elemen/stakeholder pendidikan tinggi.
“Maka untuk bisa mengentaskan bahaya atau ancaman narkoba di dunia pendidikan diperlukan komitmen guru dan siswa serta BNN,” tandas Artipena Kalimantan Barat Prof. Dr Thamrin Usman, DEA.
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Psikolog Dr. Fitri Sukmawati, ia menambahkan bahwa untuk bisa menjadikan lingkungan yang terbebas dari narkotika, semuanya berawal dari diri sendiri untuk bisa berprilaku hidup sehat, jujur serta memiliki kepedulian terhadap ancaman bahaya narkotika.
Melalui sumberdaya yang telah dibina dengan bekal khusus maka tidaklah mungkin bahaya narkotika terhadap dunia pendidikan akan mampu dientaskan.
“Jadilah pribadi yang mampu mengenal diri sendiri, sehingga dapat mengenal pribadi orang lain dan tepat dalam menyesuaikan diri dalam kehidupan,” pungkasnya. (jon)