KALIMANTAN TODAY, LANDAK- Musim kemarau yang melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Barat sejak sebulan terakit membaut sejumlah warga yang bermukin dibantaran sungai Landak Kecamatan Ngabang mulai mengeluhkan krisis air bersih.
Dampaknya, warga terpaksa menggunakan air sungai yang keruh dan kotor untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan mencuci.
Sementara untuk keperluan minum, dan memasak warga pun terpaksa membeli air kemasan isi ulang dengan harga Rp. 5000 pergalon.
“Kondisi ini sudah sangat berdampak bagi kami (warga), dimana saat ini sudah sangat susah sekali memperoleh air bersih,” jelas Alismon senin (12/08/2019).
Meski dirasa warga cukup membebani dengan kondisi tersebut, namun hal ini terpaksa dilakukan warga mengingat sebagian besar bak panampungan air hujan milik warga sudah mulai kosong.
Jika kondisi terus terjadi, warga pun mengaku khawatir terutama dapat timbulnya berbagai macam bibit penyakit akibat menggunakan air sungai Landak yang keruh dan kotor untuk keperluan mandi.
Warga pun berharap adanya bantuan dari pemerintah daerah kabupaten landak untuk menyediakan air bersih bagi warga.
“Sebagai masyarakat kami berharap agar pemerintah dapat menyalurkan bantuan sumber air bersih kepada kami sebagai warga, karna hal itulah yang sangat kami butuhkan saat ini,” tambahnya.
Selain menyulitkan warga dalam memperoleh air bersih dampak terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan ini juga membuat debit air sungai landak mulai mengering.
Akibatnya mengeringnya air sungai tersebut menyisakan sejumlah tumpukan sampah mulai dari sampah plastik, hingga sampah kayu.
Kondisi ini selain membuat air sungai semakin terlihat kotor dan berbau juga disinyalir sangat berbahaya jika digunakan oleh warga mengingat hal ini diperparah dengan adanya pembukaan aktivitas peti diwilayah perhuluan sungai.
“Untuk keperluan mandi dan mencuci memang warga masih menggunakan sungai Landak, meski saat ini kelihatannya cukup kotor mau tidak mau masih kami gunakan karna tidak ada pilihan lain lagi,” ketusnya (Kar).