Jumat , 22 November 2024
Home / BENGKAYANG / Bursa Inovasi Desa Terobosan Baru Pemeritah Untuk Menjawab Ketertinggalan di Desa

Bursa Inovasi Desa Terobosan Baru Pemeritah Untuk Menjawab Ketertinggalan di Desa

06af66dd-7dc6-4d84-bb7e-794108b8d28c
KALIMANTAN TODAY, BENGKAYANG – Bursa Inovasi Desa (BID) merupakan upaya pemerintah dalam mendorong peningkatan kualitas pemanfaatan dana desa dengan memberikan rujukan Inovasi Pembangunan desa dalam mengembangkan potensi ekonomi lokal, dan kewirausahaan , pengembangan SDM serta Insfratruktur desa.

“Program BID ini kita harap mampu memicu munculnya inovasi dan pertukaran pengetahuan secara partisipatif, sehingga desa lebih efektif dalam menyusun perencanaan dana desa sebagai investasi dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Bagi desa yang memilih menu yang disediakan oleh panitia, menu Bursa Inovasi Desa harus sesuai dengan potensi desa, sehingga dapat menjawab permasalahan yang terjadi di desa, sehingga output yang dihasilkan sesuai dengan rencana dan komitmen desa dalam mengembangkan inovasi desa,” jelas Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot saat membuka kegiatan Bursa Inovasi Desa Kluster I di Kantor Camat Lumar, Kamis (1/8).
Gidot menyatakan, BID merupakan media belajar bagi desa guna memperoleh informasi yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan inovasi-inovasi baru melalui pertukaran informasi bagi pengembangan desa masing-masing.

Lanjutnya, dengan kewenangan yang dimiliki untuk mengurus pemerintahan desa, sudah semestinya pihak desa menguatkan kemampuan diri dengan menyiapkan data maupun perencanaan yang baik.

“Desa wajib miliki data yang valid dan perencanaan yang berkualitas sebagaimana yang dituangkan dalam RPJM dan RKP Desa yang hasil akhirnya masuk APBDes,” tegas Bupati.

Desa, kata sebut Bupati memiliki 7 sumber pendapatan yang dapat digunakan untuk mendukung pembangunan desa. Salah satunya adalah Pendapatan Asli Desa (PAD) yang terdiri dari hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong-royong serta pendapatan asli lainnya.

“PAD inilah menjadi tolok ukur desa yang mandiri. Melalui optimalisasi pengelolaan potensi dan sumber daya yang ada di Desa,” tambahnya.

BID ini sendiri merupakan salah satu terobosan baru dari pemerintah untuk mendukung kemajuan desa terutama dalam hal menyusun perencanaan serta penyediaan data yang berkualitas.

“Oleh karena itu, melalui pertukaran informasi yang dilakukan dalam pertemuan hari ini, Saya harap dapat memberikan manfaat yang baik bagi kemajuan desa,” ujar Bupati dua periode ini.

Gidot juga meminta kepada pemerintah desa, ketua BPD dan tokoh masyarakat untuk benar-benar memperhatikan kebutuhan masyarakat desanya, dimana Pembangunan desa harus berdayaguna dan berhasil dengan memanfaatkan sumber daya alam dan pemberdayaan masyarakat desa itu sendiri.

“Jangan sampai kegiatan yang dilakukan di desa tidak mengakomodir semua kepentingan masyarakat desa, sehingga berakibat fatal terlebih tidak melalui musyawarah mufakat desa,” kata Bupati.

Bupati juga mengatakan, BID selain bertujuan meningkatkan kualitas penggunaan dana desa, juga untuk meningkatkan kapasitas desa dalam mengembangkan rencana dan pelaksanaan pembangunan desa secara berkualitas.

“BID ini adalah mengapresiasi program-program yang dibiayai oleh dana desa, dan disingkronkan dengan kegiatan pusat, provinsi dan kabupaten. Kita berharap, pemangku di desa mempunyai ide-ide kreatif dan inovatif untuk pembangunan desa yang berkualitas,” ucapnya lagi.

Didepan peserta Bursa Inovasi Desa, Gidot menegaskan agar pemangku kebijakan desa benar-benar melaksanakan kegiatan di desa dengan baik, baik perencanaan maupun pelaksanaannya. Hindari hal-hal yang dapat merugikan orang lain.

“Mari jawab masalah di desa masing-masing, dengan komitmen yang dibangun hari ini untuk membangun di desa. Yang kita lakukan hari ini awal untuk menjawab ketinggalan kita di desa. Kita kejar ketertinggalan kita dengan daerah lain,” pesan Bupati.

Bupati juga meminta kepada peserta BID untuk tidak ikut-ikutan dengan komitmen yang diambil pihak lain, karena atas dasar suka karena dalam mengambil keputusan atau komitmen ber-inovasi adalah suatu yang diharapkan dapat menjawab semua permasalahan yang ada. Sehingga terobosan yang dijalankan akan efektif dan progam inovasi yang ada akan benar-benar inovatif serta berdampak.

“Mari kita terus berinovasi, dan mengahasilkan dampak bagi desa dan kabupaten,” ajak Bupati.

TAM MIS PID Kalbar, Hendriko Butarbutar mengatakan, menurut kementerian desa melihat pelaksanaan Bursa Inovasi Desa di kabupaten Bengkayang berjalan cukup baik, dari mulai proses persiapan , pengorganisasian kepala desa hadir di bursa cukup baik.

“Tingkat kehadiran kades di kegiatan Bursa Inovasi Desa dalam tiga kluster mencapai 89 persen. Jadi itu cukup baik. Yang berkomitmen setelah bursa ini juga cukup baik,” ujarnya.

Ia berharap hasil dari komitmen yang dipilih oleh desa saat ini selaras dengan tingkat partisipasi kehadiran didalam bursa.
Ketua P-APDESI Kabupaten Bengkayang, Rezza Herlambang mengatakan,
secara umum kegiatan Bursa Inovasi Desa selama ini sudah baik. Artinya tujuan yang ingin dicapai dengan Program BID ini menunjukkan perkembangan positif. Kemudian pelaksanaan yang dulunya terpusat di kabupaten sekarang dilaksanakan per zona atau kluster.

“hal ini menunjukkan komitmen penyelenggara untuk fokus lebih mendetail per desa supaya mampu menyerap dan melaksanakan BID ini. kami dari pemerintah desa maupun P-APDESI sangat diuntungkan dengan adanya BID ini karena dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki desa selama ini belum mampu menyajikan program atau kegiatan yang inovatif sesuai dengan penguasaan teknologi terkini,” terang Rezza.
Dalam BID ini desa diberikan pilihan untuk memilih inovasi yang sesuai ndengan kondisi dan potensi yang ada di desa.

“kami diberikan opsi pilihan untuk memilih inovasi yang sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada di desa kami masing-masing. Untuk itu kami sangat mengharapkan agar kegiatan BID ini dapat dilanjutkan dan ditingkatkan lagi di tahun mendatang. Meskipun anggaran dari pusat mungkin hanya sampai tahun ini saja, kita sangat mengharapkan dari Pemda untuk tetap menyokong kegiatan ini,” harap Kades Sungai Duri.
Adapun output dari BID ini cukup dirasakan oleh pemerintah desa. IDM desa juga cenderung meningkat, salah satunya ada kontribusi program BID yang menyebabkan desa mampu untuk mengatrol point-point dalam IDM melalui pilihan program dalam BID selama tiga tahun ini.

” terimakasih kepada Bapak Bupati dan dinas terkait yang sudah menyelenggarakan BID ini. Karena program ini hasilnya positif, harusnya Pemda memprioritaskan hal ini utk dilaksanakan melalui pembiayaan APBD,” pungkasnya. (Nar).

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Dinkes Akui Prevalensi Stunting di Sanggau Fluktuatif, Ini Penyebabnya

    KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Pemda Sanggau terus berupaya  menekan dan mengatasi stunting. Hanya saja, hingga …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *