KALIMANTAN TODAY, PONTIANAK–Lelang cabai yang berbasis digital di Sleman, membuat Komisi II DPRD Provinsi Kalbar tertarik dan langsung studi banding ke Provinsi Daerah Istinewa (DI) Yogyakarta.
“Studi banding kita ini terkait Implementasi Digital Pasar Lelang dalam Bidang Pertanian,” kata Guntur yang menjadi Pimpinan Komisi II DPRD Provinsi Kalbar kepada wartawan, Jumat (26/07/2019).
Kedatangan Komisi II DPRD Provinsi Kalbar tersebut diterima Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DI Yogyakarta, Lukis Wahono di Gedhong Pracimosono Komplek Kepatihan, kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, Guntur mengatakan, ketertarikan dengan lelang digital di bidang pertanian tersebut karena sekarang memang era digital. “Hampir semua bidang sudah berbasis digital,” kata Legislator PAN Kalbar ini.
Dia mencontohkan, untuk membeli casing smartphone saja, sekarang lebih mudah melalui internet. Pembayarannya pun secara nontunai. Apabila hal semacam ini diterapkan di bidang pertanian, tentu akan berdampak positif bagi para petani dan daerah.
Sementara Kepala Disperindag DI Yogyakarta, Lukis Wahono menyampaikan, Revolusi Industri 4.0 telah membawa dunia dalam situasi baru, khususnya di bidang perindustrian dan bisnis.
Sektor pertanian juga terdampak Revolusi Industri 4.0 tersebut. Semua prosesnya, dari hulu sampai hilir bisa diberdayakan lebih efektif dengan mengimplementasikan teknologi.
Bertolak dari kondisi tersebut, menurut Wahono, penjualan secara digital dinilai lebih menguntungkan. Hal itulah yang diterapkan di Sleman, yakni pelelangan cabai secara digital.
Implementasi sistem lelang komoditas pertanian secara elektronik ini, merupakan salah satu upaya untuk menangkal permainan harga oleh tengkulak.
Ulah tengkulak ini merupakan masalah klasik dunia agroindustri di Indonesia. Menyebabkan para petani tidak mendapatkan keuntungan sebagaimana mestinya, atau malah merugi.
Permasalahan tersebut sangat mempengaruhi kesejahteraan petani. Sehingga pada akhirnya menjadi faktor penyebab kemerosotan motivasi dan semangat untuk meningkatkan produktivitas komoditas pertanian.(dik)