KALIMANTAN TODAY, BENGKAYANG- Kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Ijin atau biasa dikenal dengan nama PETI bukan tanpa alasan dilakukan oleh warga Desa Tirta Kencana Kecamatan Bengkayang, Kabupaten Bengkayang. Hal itu terdorong karena untuk menopang hidup dan membiaya sekolah anak-anaknya.
Dengan situasi ekonomi sulit seperti saat ini, sebagian warga desa Tirta Kencana sangat menggantungkan kehidupannya dengan melakukan penambangan emas untuk mengatasi kesulitan ekonomi. Hal itu ditegaskan oleh Dominikus Atin, Sekretaris Desa Tirta Kencana ditemui media ini, Selasa (23/7) pukul 11.30 Wib.
“Dengan ada kegiatan tambang di desa ini, bisa mengatasi kebutuhan sehari-hari dan juga biaya sekolah anak, sehingga jika tidak ada kegiatan tambang lagi harus ada solusi bagi warga desa ini,” tegas Atin.
Ditempat yang sama, Kepala Desa Tirta Kencana Muliady mengungkapkan, sangat mendukung jika ada Solusi dari Pemerintah Daerah atas permasalahan perekonomian yang dihadapi warganya.
“Tapi dalam hal ini tentunya ada upaya dan langkah terbaik dibicarakan bersama, dan besok Rabu (24/7) kami memperoleh informasi bahwa jam 09.00 Wib, di Desa Tirta Kencana Tiga Desa akan ada Survey Lokasi PETI oleh pihak Desa, Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkayang terutama Dinas, Badan dan Kantor terkait serta Pol PP, dan pihak Kepolisian serta TNI,” ungkap.
Survei tersebut dilakukan untuk melihat kondisi real dilapangan terkait kegiatan pertambangan oleh masyarakat, Kemudian besoknya lagi pada Kamis (25/7/2019) akan digelar pertemuan di Kantor Camat Bengkayang dengan mengundang para Pemilik alat berat, Pemilik Dompeng dan Pendulang (Pengereke), bersama dengan pihak Pemkab Bengkayang.
“Tujuannya agar bisa melihat dampak lingkungan dan akibat adanya aktivitas Pertambangan emas di desa Tirta Kencana. Apakah Merusak atau tidak? Dan tentunya kedepan akan di ambil Solusi atau tindakan,” ujar Muliady.
Saat ini berdasarkan data real dilapangan sedikitnya ada sekitar 21 Unit alat berat Exavator terdata ada di Desa Tirta Kencana yang sedang melaksanakan aktivitas tambang.
Selain itu kegiatan tambang dengan mesin dompeng sebanyak 40 Unit, sedangkan dengan mesin gelondong ada 20 Unit yang semuanya ada di lokasi Desa Tirta Kencana dimana wilayah Desa.Tirta Kencana terdiri dari 1.015 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 4.000 jiwa yang tersebar di Dusun Tiga Desa, dusun Lamat Payang dan dusun Lara Gunung.
Lebih jauh kata Muliady, kegiatan yang dilakukan adalah mengambil emas dari bekas tumpukan kegiatan penambangan sebelumnya era 1960-1980, kegiatan kali ini tanah di gali oleh alat berat exavator dan emas yang ada dibawah dan dalamnya diambil melalui saringan yang sudah dibuat sedemikian rupa dan dialirkan ke wadah berupa bak penampung yang ada saringan.
“Hasil saringan itu ada emasnya yang setelah kegiatan dilakukan di cuci di dulang (alat penampi emas) akan diketahui berapa banyak emas yang terserap dibahan penyaring, maka itulah yang diambil sebagai hasil tambang emas,” ucap Muliady.
Setelah itu eks kegiatan diratakan kembali atau reklamasi sehingga tadi bekas lobang galian akan dikembalikan seperti semula yang tentunya akan bisa dipergunakan untuk lahan sawah lagi.
“Seperti yang bisa disaksikan dilapangan dimana alat berat setelah menggali lobang untul ambil emas setelah itu ditutup dan diratakan kembali dan bisa ditanami padi lagi, dan itulah pola penambangan emas yang ada di desa ini. Memang harus kami akui bahwa setiap kegiatan tambang pasti ada dampak oleh karena itu perlu ada solusi,” paparnya.(Titi)