KALIMANTAN TODAY, BENGKAYANG – Menghadapi musim kemarau yang panjang tahun 2019, pemeritah kabupaten Bengkayang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah kabupaten Bengkayang mulai melakukan persiapan, termasuk juga telah memetakan setidaknya dari 122 desa dan dua kelurahan yang ada di Kabupaten Bengkayang, 10 desa berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan di kabupaten Bengkayang.
Dari data tersebut, desa Sungai Duri wilayah kecamatan Sungai Raya yang paling rawan kebakaran, lantaran memiliki lahan gambut. Berdasarkan pengalaman dua tahun lalu, dari 10 tersebut titik hotspot tertinggi terjadi di emapt desa yakni desa Sungai Duri, desa Karimunting, desa Menterado dan desa Sekidak.
Kepala BPBD, Yosef memastikan meskipun masih terkenda pada anggaran dalam penanganan Karhutla ini, pihaknya optimis penangan bencana kebakaran hutan dan lahan di kabupaten Bengkayang terlebih penanganan tersebut bersinergi dengan adanya komitmen pemerintah pusat.
“Dalam komitmen tersebut BNPB RI akan menerjunkan 1000 personil untuk menangani Karhutla di provinsi Kalbar. Termasuk di kabupaten Bengkayang. Sesuai dengan pemetaan daerah lahan gambut rawan karhutla sebanyak 182 desa di Kalbar,” ujar Yosef.
Yosef menambahkan, awal Agustus 2019, Satgas penanganan bencana akan diterjunkan untuk emapt bulan kedepannya meliputi TNI-POLRI, dan Manggala Agni.
Sementara itu, Asisten II Pemeritah kabupaten Bengkayang, Supriadi menghimbau kepada masyarakat kabupaten Bengkayang untuk tidak membakar lahan secara sembarangan, mengingat musim kemarau pada tahun ini mulai terjadi. Terutama membakar ladang lebih dari dua hektar.
“Tidak dibolehkan oleh pemerintah, jadi jikapun ada dan akan membakar ladang untuk pertanian dalam luas satu hektar harus ijin ke kepala desa, dan Polsek setempat supaya api tidak merembet kemana-mana,” ujar Supriadi.
Supriadi meminta agar masyarakat dan semua pihak menjaga titik api yang nanti bisa komplain oleh negara tetangga. “Seperti yang dulu-dulu, kita dikatakan pengekspor asap , itu harapan kita pada masyarakat nagar tidak terjadi lagi,” pungkasnya.
Anggota DPRD kabupaten Bengkayang, Eddy mengatakan DPRD sudah menyetujui biaya tak terduga kurang lebih Rp. 2M tahun 2019. Biaya tersebut diperuntukkan untuk mengantisipasi jika terjadi bencana alam, termasuk pada Karhutla.
“Dana tersebut lah Pemda gunakan untuk menangani jika terjadi bencana di daerah. Jika selama ini terjadi bencana pemeritah lah yang menangani melalui instansi terkait, baik pasca bencana maupun sebelum bencana. Jadi harus komprehensif, tidak hanya penanganan pada saat bencana saja, tapi pasca bencana juga,” ujar Eddy.
Ia berharap penanganan bencana di daerah harus optimal. DPRD mendorong Pemda dengan uang yang sudah dianggarkan tersebut, dan harus digunakan dengan jelas– untuk bencana. Karena sifatnya tidak terduga.
“Tidak hanya bencana alam , manusia juga bencana serta bencana sosial. Tergantung Pemda jika bencananya luar biasa, silahkan Pemda siapkan siaga bencana. Sehingga dapat menangani bencana tersebut,” tegas Eddy.
Sekretaris DPC PDIP kabupaten Bengkayang ini juga menghimbau kepada masyarakat kabupaten Bengkayang untuk tidak melakukan pembakaran lahan dengan sembarang, termasuk pada lahan untuk pertanian. Jika pun dilakukan pembakaran untuk kebutuhan pertanian harus di jaga api-nya, agar tidak merambat kemana-mana. (Titi).