KALIMANTAN TODAY, LANDAK- Kasus penderita HIV AIDS di Kabupaten Landak menunjukan tren peningkatan setiap tahunnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Landak, jumlah penderita HIV AIDS di Landak terhitung januari hingga mei 2019 sudah mencapai 19 kasus.
Jumlah ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2016 lalu berdasarkan hasil skinning yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Landak terdata sedikitnya ada 17 kasus yang terjadi, jumlah ini meningkat pada tahun 2017 mencapai 36 kasus.
Pada tahun 2018 peningkatan kasus pengidap HIV AIDS kembali bertambah yakni mencapai 49 kasus baru.
Kepala seksi pengendalian penyakit menular Dinas Kesehatan Kabupaten Landak Sulisin mengatakan, dari keseluruhan data kasus HIV AIDS sejak tahun 2008 hingga 2018 yang tercatat mencapai 184 kasus.
“Angka ini menunjukan tren kenaikan sejak tahun 2016 lalu”, ucapnya kamis (11/7/2019)
Ia menambahkan, berdasarkan hasil pemetaan Dinas Kesehatan, kasus penularan HIV AIDS terbanyak terjadi hampir di seluruh Kecamatan di Kabupaten Landak, dimana tiga Kecamatan diantaranya Kecamatan Ngabang, Kecamatan Mandor, dan Kecamatan Manyuke (Darit) menjadi penyumbang kasus terbanyak.
Sementara terkait rentan usia penderita Sulisin menyebutkan bahkan ada yang memasuki rentan usia 1 hingga 14 tahun dengan jumlah kasus yang pernah ditemukan sebanyak 12 kasus.
Ia melanjutkan beberapa kasus yang ditemukan sebagian merupakan kasus bawaan dari orang tua si pengidap, dan beberapa kasus lainnya karena pemakaian jarum suntik yang dilakukan secara bergantian bagi pengguna nakorba.
“Tingginya angka penularan HIV AIDS diwilayah Kabupaten Landak, tidak hanya terjadi diwilayah Kota saja, namun beberapa kasus pernah kita temukan di wilayah pinggiran kota, mungkin karna beberapa faktor diantaranya, mungkin si pengidap pernah kerja diluar daerah,” tambahnya.
Untuk menekan penyebaran virus HIV AIDS diwilayah Kabupaten Landak, Dinas Kesehatan Landak mengaku terus gencar melakukan skinning terutama pada sasaran yang berpotensi seperti ibu hamil, TBC positif, hingga di lembaga pemasyarakatan.
“Sosialisasi juga sering kita lakukan melalui puskesmas-puskesmas yang ada di masing-masing wilayah Kecmatan,”jelasnya.
Bagi warga yang prilakunya beresiko untuk tertular penyakit HIV AIDS, sulisin juga menyarankan agar dapat melakukan pemeriksaa di rumah sakit umum terdekat, maupun pusat layanan masyarakat.
“Kalau untuk persediaan obat bagi penderita hingga saat ini masih mencukupi,” tutupnya (Kar)