KALIMANTAN TODAY, BENGKAYANG – Bupati Bengkayang Suryadman Gidot tutup Festival Budaya Dayak I Kalbar yang dibuka oleh Gubernur Kalbar Sutarmidji pada 7 Juli 2019 lalu.
Dalam sambutannya, Bupati mengatakan Festival Budaya Dayak dari aspek kemajuan kebudayaan merupakan manifestasi dari UU , dan sesuai dengan azas serta tujuan pemajuan kebudayaan yang sedang gencar-gencarnya dilaksanakan oleh pemerintah saat ini.
“Negara Indonesia dibangun dengan pluralistik budaya, keberagaman ini bukanlah potensi untuk kita saling curiga dan berprasangka negatif terhadap satu sama lain. Dan juga budaya yang berbeda tidak boleh menjadi super-ordinasi (menguasai) terhadap budaya yang lain. Kita sama-sama memajukan budaya lokal, sebagai aset budaya nasional dalam bingkai NKRI,” ujar Gidot.
Gidot juga mengajak masyarakat untuk tetap melestarikan Budaya Dayak sepanjang masa, tentu harus didukung oleh masyarakat itu sendiri dan negeri. Sehingga adat budaya dapat berkembang, dan tidak hilang dimakan jaman.
Gidot berharap Festival ini dapat memberikan manfaat dan faedah untuk Kalbar dan Indonesia, serta memohon maaf atas adanya kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan.
“Kami mohon maaf kepada masyarakat kabupaten Bengkayang dan Kalbar pada umumnya, jika masih terdapat kekurangan dan kesalahan yang tidak berkenan di hati. Kami juga mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam mensukseskan festival yang pertama dilakukan ini,” ujar Gidot mengakhiri sambutannya, dan resmi menutup Festival Budaya Dayak I Kalbar.
Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Bengkayang, Martinus Kajot memberikan apresiasi kepada segenap panitia yang telah bekerja keras dalam mensukseskan FBD pertama ini.
“Saya selaku ketua DAD apresiasi kepada panitia yang telah bekerja keras, sehingga semuanya terlaksana dengan baik. Terima kasih pada semua pihak yang sudah mendukung baik material dan materil. Terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut dan memeriahkan FBD ini. Semua dapat terlaksana dengan baik,” ” ujar Kajot yang juga Ketua DPRD kabupaten Bengkayang.
Kajot memohon maaf apabila dalam pelaksanaan kegiatan masih banyak dapat kekurangan. Namun dapat di maklumi, tidak ada satu yang sempurna, justru kekurangan ini menjadi evaluasi dimasa yang akan datang.
“Mari kita lestarikan budaya kita agar tidak hilang di makan jaman. Mari rawat Ramin Bantang bentuk warisan yang perlu dijaga. Harapan saya acara ini terus dilakukan, bentuk kecintaan kita terhadap budaya. Masyarakat kabupaten Bengkayang mulai pintar dengan manjaga adat istiadat, dan saling menghargai,” tutup Kajot.
Penutupan Festival Budaya Dayak I juga dihadiri oleh Wali kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, Wakil Bupati Bengkayang, Wakapolres Bengkayang, Kabag OPS Polres Bengkayang, Ketua DAD Kabupaten Bengkayang, Danlanud, Forkopimda, Anggota DPRD kabupaten Bengkayang, Dandim, Ketua Pengadilan Negeri Bengkayang, Kejaksaan Negeri Bengkayang, Dandim dan para undangan lainnya. (Titi).