KALIMANTAN TODAY. PONTIANAK – Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan mewajibkan para ASN (Aparatur Sipil Negara) di lingkungan Pemkab Kubu Raya gunakan elpiji nonsubsidi, seperti Bright Gas 5,5 kilogram, 12 kilogram dan lainnya.
“Saya imbau para ASN di lingkungan Pemkab Kubu Raya agar menggunakan elpiji nonsubsidi, bagi yang masih menggunakan elpiji tiga kilogram saya harap segera beralih ke yang nonsubsidi,” kata Muda Mahendrawan saat membuka deklarasi elpiji nonsubsidi untuk ASN di lingkungan Pemkab Kubu Raya, di Sungai Raya, Kamis (11/7)
Ia menjelaskan, elpiji tiga kilogram hanya untuk masyarakat miskin dengn penghasilan di bawah Rp1,5 juta, sehingga para ASN diharapkan menggunakan elpiji nonsubsidi, termasuk para pemilik rumah makan, restoran dan masyarakat yang sudah tergolong mampu agar menggunakan elpiji nonsubsidi.
“Pemkab Kubu Raya bertanggungjwab mengawal dan memastikan agar elpiji subsdi memang dibeli oleh masyarakat yang tidak mampu. Sementara bagi masyarakat yang mampu agar menggunakan elpiji nonsubsidi,” ktanya.
Selain itu, Muda berharap kepada para ASN agar memberikan contoh dan tauladan yang baik pada masyarakat, salah satunya menggunakan elpiji nonsubsdi, seperti Bright Gas 5,5 kilogram.
Sementara itu, Kepala Depot Pengisian Pesawat Udara Supadio, PT Pertamina Wilayah Kalbar, Heri Ashari menyambut baik langkah dan dukungan Pemkab Kubu Raya yang telah mendeklarasikan para ASN-nya agar menggunakan elpiji nonsbsidi.
“Semoga dengan imbauan agar para ASN, pihak rumah makan, restoran, termasuk masyarakat yang mampu agar menggunakan elpiji nonsubsidi, maka distribusi elpiji subsidi atau elpiji tiga kilogram di wilayah Kabupaten Kubu Raya khususnya dan Kalbar umumnya, menjadi tepat sasaran,” katanya.
Karena, menurut dia, elpiji subsidi atau tiga kilogram memang diperuntukkan untuk masyarakat tidak mampu atau masyarakat miskin. “Kalau yang diluar itu masih menggunakannya, maka bisa dikatakan mengambil haknya masyarakat miskin,” katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh, Sales Axecutive Elpiji Pertamina Pontianak, Yodha Galih. “Kami berharap ke depannya secara bertahap para ASN di lingkungan Pemkab Kubu Raya dan Kalbar umumnya beralih ke elpiji nonsubsidi, karena elpiji tiga kilogram memang peruntukannya bagi masyarakat miskin,” katanya.
Ia menambahkan, peralihan atau pemakaian elpiji nonsubsidi di Kalbar dalam enam bulan terakhir memang menunjukkan pertumbuhan yang “sehat” atau naik sekitar 10 persen.
“Artinya ada pertumbuhan atau peningkatan penggunaan Bright Gas (elpiji nonsubsidi) sekitar lima hingga 10 persen dalam enam bulan terakhir di Kalbar,” katanya.
Ia menjelaskan peningkatan konsumsi atau penggunaan elpiji nonsubsidi tersebut tidak terlepas dari peran serta semua pihak, salah satunya dukungan Pemprov Kalbar, kemudian pemerintah kabupaten/kota, dan masyarakat.
“Kami juga terus melakukan koordinasi terkait sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, terutama bahwa elpiji tiga kilogram atau elpiji subsidi hanya boleh digunakan oleh masyarakat yang berhak, atau masyarakat miskin,” ungkapnya.
Selain itu, menurut dia, pihaknya juga bekerjasama dengan Disperindag dan Satpol-PP kabupaten/kota melakukan inspeksi mendadak, terhadap rumah makan, restoran agar tidak lagi menggunakan elpiji subsidi. (jon)