KALIMANTAN TODAY, SANGGAU – Bupati Sanggau, Paolus Hadi menutup Gawai Dayak Nosu Minu Podi ke-XV Kabupaten Sanggau di Rumah Betang Raya Dori Mpulor, Kecamatan Kapuas pada Selasa (9/7) malam.
Hadir pada kesempatan itu, jajaran Forkopimda Sanggau, Wakil Bupati Sanggau yang juga Ketua DAD Sanggau, Sekretaris DAD Sanggau, Ketua DAD Kecamatan, PKK, GOW, Perbankan dan undangan lainya. Ribuan masyarakat ikut memadati area Rumah Betang Raya Dori Mpulor guna menyaksikan rangkaian penutupan evan tahunan itu.
Dalam sambutannya, Bupati Paolus Hadi berpesan agar masyarakat adat Dayak yang mayoritas banyak sub sukunya tetap bersatu mempertahankan martabat Dayak dan tetap kompak.
“Serta menjadi contoh yang baik. Bupati milik semua orang, tapi darah saya darah Dayak. Itu menjadi tugas saya dan tugas semua sebagai orang Dayak,” katanya.
Karenanya PH juga mengingatkan agar paham bagaimana sejarah perkembangan Dayak di Kabupaten Sanggau, hingga sampailah terselenggaranya acara Gawai Dayak di Kabupaten Sanggau. “Kita jangan terlalu tergantung dengan orang lain sehingga membuat kita manja,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa selama acara gawai, perjudian dilarang. Gawai bertujuan menonjolkan adat dan budaya.
Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Sanggau yang juga Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot menambahkan, sesuai tema bahwa Gawai Dayak Nosu Minu Podi semakin lebih baik.
“Pemerintah sudah banyak mendukung kegiatan yang bersifat kebudayaan untuk menuju Sanggau yang berbudaya dan beriman,” katanya.
Dalam kesempatan itu juga, Sekretaris DAD Kabupaten Sanggau, Urbanus menyampaikan maklumat beraump raya DAD Sanggau tahun 2019 yang digelar di rumah betang raya dori mpulor Kabupaten Sanggau, Selasa (9/7).
Adapun isi maklumat tersebut lanjut Urbanus, kepada pemerintah, pertama mendirikan rumah betang di 15 Kecamatan se-Kabupaten Sanggau, melindungi seluruh adat istiadat, hukum adat, tanah adat, hutan adat dan masyarakat adat di Kabupaten Sanggau.
“Kemudian, mendukung dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat Dayak serta pelestarian budaya Dayak, dan perlindungan hak-hak perempuan dan anak masyarakat Dayak,” katanya.
Kemudian, lanjut dia, gerakan 1000 Dayak, menjaga harkat dan martabat masyarakat Dayak, menjaga kesepahaman, kekompakan persatuan stabilitas politik, ekonomi, sosial dan keamanan masyarakat Dayak.
“Menjaga pelestarian lingkungan hidup, sumber daya air, sumber daya hutan, sumber daya udara, dan sumber daya tanah yang terkandung di dalamnya. Dan tuan rumah Gawai Dayak XVI pada 7 Juli 2020 adalah Dewan Adat Dayak Kecamatan Kapuas,” pungkasnya. (Ram)