KALIMANTAN TODAY, SANGGAU – Wakil Ketua Panitia Gawai Dayak Nosu Minu Podi ke-XV, Urbanus menyampaikan, hingga saat ini persiapan pelaksanaan gawai dayak sudah di atas 70 persen.
Gawai Dayak Nosu Minu Podi berlangsung di Rumah Betang Raya Dori Mpulor, Kecamatan Kapuas, pada 7-9 Juli 2019.
“Tetapi peserta sudah datang tanggal 6 Juli untuk mempersiapkan segala hal termasuk technical meeting untuk perlombaan-perlombaan,” katanya.
Tema Gawai Dayak kali ini adalah ‘Kita lestarikan kekayaan budaya daerah dalam keberagaman untuk Sanggau berbudaya dan beriman’. Sub temanya, Dayak bermartabat Indonesia di dadaku.
Mantan anggota DPRD Sanggau tiga periode itu menambahkan, peserta Gawai Dayak terdiri dari 15 kecamatan se-Kabupaten Sanggau. “Semua mengirim peserta untuk ikut gawai,” jelasnya.
Urbanus menjelaskan, dalam gawai dayak ini juga digelar berbagai perlombaan dan sama seperti tahun sebelumnya. Bahkan ada penambahan perlombaan diantaranya lomba sape dan lomba mengayam manik. Kemudian ada juga lomba menangkap babi, domamang domia, silat tradisional, lomba lagu daerah, lomba tari kreasi tradisional, mendongeng, kuiner tradisional.
“Kemudian ada hiburan-hiburan juga dari tanggal 7-9, sangat banyak hiburan dan diisi dari seluruh kecamatan yang ada. Dan kita mengundang juga pemusik atau sape dari luar, intinya akan menariklah,” ujarnya.
Ia menambahkan, gawai dayak akan dibuka langsung Gubernur Kalbar Sutarmidji. “Dalam undangan juga sudah disebutkan ada pidato, ketua panitia, Ketua DAD Sanggau, Bupati Sanggau, Presiden MADN, kemudian Gubernur Kalbar sekaligus membuka acara gawai dayak,” jelasnya.
Kemudian undangan DAD Provinsi Kalbar dan ada juga tamu dari Sarawak sekitar 150 orang. Untuk itulah, Urbanus mengimbau seluruh masyatakat Kabupaten Sanggau dan kabupaten lain bisa ikut dalam acara Gawai Dayak ini.
“Karena Gawai Dayak ini sebenarnya inti dari puncak acara ini Nosu Minu Podi. Jadi semangat padi yang kita angkat, yang kita doakan, di situlah inti dari ritual Gawai Dayak itu sendiri,” jelasnya.
Mengenai perlombaan dan acara hiburan merupakan acara tambahan untuk meramaikan acara semangat padi tersebut. “Yang disebut kita Dayak Sanggau ini adalah nosu minu podi-nya itu. Karena padinya itu diambil dari ladang kemudian diritualkan menurut acara ritual Dayak, kemudian dibawa ke lumbung padi yang ada di rumah betang. Jadi disitulah kita menyimpan semangat padinya itu, biar tahun depanya lagi hasil panen petani bisa meningkat,” ujarnya.
Ritualnya itu, kata Urbanus akan dilaksanakan pada tanggal 5 Juli di Rumah Betang Dori Mpulor, sebelum pembukaan gawai. “Tuan rumah gawai tahun 2019 adalah Kecamatan Tayan Hilir,” ujarnya.
Koordinator Stand Pameran dan Kuliner, Gawai Dayak Nosu Minu Podi ke-XV, Yuvenalis Krismono menambahkan, panitia menyiapkan stand warung dan stand pameran. “Untuk warung 72 stand. Stand pameran ada 80. Dan semua DAD Kecamatan dan Kabupaten kita siapkan stand khusus juga,” ujarnya.
Untuk kuliner warung menjual masakan khas Dayak dan ada yang umum. Begitu juga stand pameran menjual atribut-atribut Dayak. “Kita selain acara gawai, juga kita siapkan kuliner dan stand pameran. Jadi seluruh masyarakat bisa datang ke sini untuk berbelanja atribut dayak dan yang lainya,” tuturnya.
Politisi Partai Nasdem Sanggau itu juga mengingatkan agar pemilik warung tak menjual miniman jenis arak. “Itu dilarang sama sekali. Nanti H-2 mereka akan kita kumpulkan, kita bikin tata tertib apa-apa yang boleh dijual dan apa yang tidak boleh dijual. Kemudian kita tempelkan disetiap stand, dan panitia juga akan keliling selama kegiatan untuk memantau,” pungkasnya. (Ram)