Oleh Maysramo
Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata
“Nanti pemerintah pusat kerja sama dengan gubernur, bangun perbatasan agar tidak kalah dengan Serawak, tidak kalah dari negara seberang agar kita bangga jadi bangsa Indonesia”.
Janji itu diucapkan Jokowi saat berorasi politik sebagai calon presiden di Rumah Adat Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin 23 Juni 2014, sekaligus pemberian Topi Enggang khas Dayak yang menyimbolkan kebesaran.Tetua Suku Dayak Iban Panglima Edu Barau mendukung calon presiden nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi) maju memimpin Indonesia.
Tidak butuh satu periode, Jokowi membayar lunas janjinya. Hanya dalam waktu tiga tahun, Jokowi membangun wilayah perbatasan agar tidak kalah megah dari nsgara tetangga. PLBN & SP Entikong, Kab. Sanggau, Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) & Sarana Penunjang Nanga Badau, Kab Kapuas Hulu dan Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) & Sarana Penunjang Aruk, Kab Sambas, Kalbar.
Termasuk pembangunan jalan yang menjadi target di 2019, panjang jalan paralel perbatasan di Kalimantan mencapai 1.920 km yang tersebar di Kalimantan Barat sepanjang 849 Km, Kalimantan Timur 243 Km dan Kalimantan Utara 827 Km. Sampai saat ini, jalan perbatasan Kalbar, dari 849 km, sisa yang belum tembus 107 Km. Sementara dari Kalimantan Timur, dari 243 km, sisa yang belum tembus 76,5 km dan di Kalimantan Utara sebanyak 147,8 km dari 827 km.
Belum termasuk pembangunan Jembatan Tayan, Bandara Supadio dan pembangunan sejumlah pasar di Pontianak.
Tidak hanya Kalimantan Barat, pulau Kalimantan pun mendapat perhatian khusus dari Presiden Jokowi. Bendungan Teritip, Kaltim, Bandara Tjilik Riwut, kalimantan tengah, jalan tol Balikpapan-Samarinda 99 kilometer,
Pun dengan keberadaan Pembangunan pelabuhan di Jorong terus dikebut untuk mendukung pengembangan Kawasan Industri Jorong (KIJ) di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, termasuk proyek strategis nasional (PSN) dalam pengembangan kawasan industri di luar Pulau Jawa.
Dengan segala perhatian yang ditunjukkan Jokowi sebagai presiden terhadap rakyat Kalbar dan Kalimantan, tidak berlebihan jika Suku Dayak kembali memberikan dukungan dan kepercayaan penuh kepada Jokowi sebagai Calon Presiden 2019-2024 untuk menggenapi rencananya terhadap Pulau Kalimantan yang belum terealisir pada periode pertamanya.
Bagi Dayak sendiri Jokowi adalah Raja Haring Hatungku Tungket Langit (raja yang arif, bijaksana, berbudi luhur dan mengutamakan kepentingan rakyat dalam setiap keputusannya/Dayak Kalimantan Tengah.
Judulnya bias. Mestinya Dayak Selamanya dan Jokowi 1 Periode Lagi.????