Kamis , 21 November 2024
Home / NEWS / Senjakala Cornelis

Senjakala Cornelis

Drs.Cornelis,MH. FOTO/Lukas B Wijanarko
Drs.Cornelis,MH. FOTO/Lukas B Wijanarko

Oleh Maysramo

Drs Cornelis MH selama ini dikenal sebagai sosok yang kontroversial, bahkan jauh lebih dulu dari Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan segala ucapannya yang bikin merah telinga.  Berlatar belakang birokrat tulen, gaya bicaranya ceplas ceplos itu bahkan kerap menjadikan Gubernur Kalimantan Barat dua periode ini dianggap sebagai sosok yang penuh sensasi

Namun di balik itu semua, Cornelis merupakan orang yang sangat disiplin dan tahu menempatkan posisi, baik, sedang, sebagai siapa, dan berhadapan dengan siapa. Sebagai gubernur, Cornelis menempatkan Kalimantan Barat di atas segala-galanya dengan ditandai oleh pembangunan yang tidak tebang pilih, meski di wilayah itu dalam dua kali gelaran pemilihan gubernur kalah telak.

Namun saat menjadi Dayak, Cornelis akan bergaya ceplas ceplos dengan kata-kata yang kerap dianggap menyudutkan oleh pihak yang berseberangan dengan dirinya. Padahal hal itu ditujukannya untuk memotivasi saudara-saudaranya agar tidak rendah diri, minder, pemalu dan kurang percaya diri dalam pertemuannya dengan dunia luar. Padahal dunia tidaklah selebar daun kelor atau hidup bagai katak dalam tempurung.

Bagi lawan-lawan politik, gaya peran Cornelis itu dijadikan sasaran empuk untuk dikapitalisasi dalam meraih dukungan suara, termasuk yang tengah cari panggung.  Cornelis akan dijadikan target mendulang popularitas. Teknik menggoreng lawan politik dan para pencari panggung yang kadang kelewatan matang ini, acap menyeret pendukung dan loyalis Cornelis bergesekan dengan kelompok-kelompok lain yang ada di Kalbar.

Pergesekan antar kelompok semakin memanas saat diracik dengan bumbu-bumbu penyedap, seperti suku dan agama. Apalagi di zaman komunikasi serba cepat, penggunaan video dengan segala narasi yang bombastis dan pengeditan secara berulang-ulang kian sempurnalah sosok Cornelis dengan segala kotroversialnya.

Masyarakat pun terlupa apa yang telah ditorehkan Cornelis selama sepuluh tahun memimpin Kalbar, ditambah kemampuannya berkoordinasi dengan pemerintah pusat di empat tahun terakhir masa jabatannya pembangunan Kalbar begitu pesat hingga ke daerah perbatasan.

Saat ini dimanapun mata memandang bangunan-bangunan yang diciptakannya selaksa icon bagi Kalbar itu sendiri, sebut saja runah-rumah ibadah, jembatan Tayan,bandar udara, infrastruktur yang mulus, hingga wilayah perbatasan yang di sulap menjadi megah penuh bangga sebagai hasil duetnya dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Pun dengan hal yang paling hakiki sekalipun yakni rasa aman dan nyaman yang dirasakan masyarakat Kalbar, selama periode kepemimpinannya jauh dari pergesekan yang bersimbah darah. Kalbar aman untuk ditempati dan berinvestasi.

Cornelis pun tahu menempatkan posisi setelah tak lagi menjabat sebagai gubernur, dia memilih untuk menahan diri sebisa mungkin dari tarikan-tarikan atas kebijakan yang dinilai tidak adil oleh pemimpin Kalbar yang baru.

Cornelis tak menunjukkan gejala post power syndrome sebagaimana yang dipertontonkan kebanyakan mantan penguasa yang ikutan “nyinyir” kepada penggantinya. Jauh daripada itu, Cornelis bukan hanya menjauh bahkan “merogo sukmo”alias menghilang dari panggung perpolitikan Kalbar.

Orang-orang terdekat dan paling dekat pun kebingungan dengan langkah yang diambilnya. Tak hanya bilang dalam arti mudah dihubungi melalui saluran telepon, bahkan di dunia medsos pun mendadak sepi dari postingannya yang disebarluaskan melalui akun-akun pecintanya.

Ada banyak pertanyaan yang muncul atas menghilangnya Cornelis, pertama ingin menjauh dari segala hiruk pikuk perpolitikan yang kerap diseret-seret pihak tertentu yang hanya mencari sensasi dan popularitas. Kedua, memberi kesempatan gubernur terpilih untuk bekerja berdasarkan visi misinya tanpa perlu direcoki. Ketiga, ada pihak-pihak yang coba memagari dan sengaja menjauhkannya dari akarnya untuk kepentingan itu sendiri.

Namun dari beberapa sedikit foto terbaru yang tersebar, terlihat wajah Cornelis yang lusuh dan muram. Bisa jadi karena Cornelis ditarik paksa dari akarnya selama ini.

Semoga ayahanda senantiasa dilimpahkan kesehatan dan kebahagiaan dimanapun ayahanda kini berada. (*)

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Nakes Wajib Tangani Pasien Gawat Darurat, Junaidi: Administrasi Tak Bisa Diabaikan 

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Pasien gawat darurat wajib mendapat penaganan tenaga kesehatan ketika di pusat pelayanan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *