KALBAR – Calon Bupati Landak, Karolin Margret Natasa mengatakan siap memperjuangkan infrastruktur di Desa Nyari dan Desa Sempatung, Kecamatan Air Besar, yang selama ini belum tersentuh pembangunan.
“Saya sudah melihat sendiri bagaimana kondisi jalan di desa ini, dimana untuk mencapai desa Nyari dan desa Sempatung ini memerlukan perjuangan berat. Jadi kami benar-benar bisa merasakan bagaimana penderitaan masyarakat disini,” kata Karolin saat menggelar Kampanye Simpatik dan Pengobatan Masal di desa tersebut, Rabu.
Dia menjelaskan, untuk mempercepat pembangunan di desa itu, memang perlu dilakukan penguatan Dana Desa. Selain pembangunan jalan, dana tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Kita lihat di desa ini, sebagian masyarakat memiliki kebun lada yang tentu menjadi salah satu potensi yang patut diperkembangkan. Namun, sayang karena infrastruktur yang minim, mengakibatkan masyarakat menjual hasil kebunnya ke negara tetangga dan kabupaten lain yang jaraknya memang lebih dekat dibanding dengan ibu kota kecamatan dan kabupaten,” tuturnya.
Untuk itu, dirinya menyarankan agar pemerintah desa bisa membangun Bumdes untuk memberdayakan ekonomi masyarakat dan menggali potensi daerahnya.
Namun, zona nyaman tersebut dilepaskannya dan malah memilih menjadi politikus mengikuti jejak ayahnya, Cornelis yang tak lain adalah mantan Bupati Landak dua periode dan saat ini menjabat sebagai Gubernur Kalbar yang juga sudah dua periode.
“Ayah saya yang mengajarkan saya tentang politik dan memberikan saya pilihan untuk melepaskan zona nyaman sebagai PNS. Beliau memberikan pandangan bahwa dengan menjadi politikus, maka akan semakin banyak masyarakat yang bisa saya bantu dan saya angkat harkat dan martabatnya,” kata Karolin.
Dia menuturkan, saat menjadi dokter umum dan menjalankan masa pengabdian masyarakat pedalaman, dirinya tersentuh melihat kondisi masyarakat yang masih banyak terbelakang. Atas pengalaman itu, akhirnya Karolin banting stir kedunia politik dan sempat menjadi anggota DPR RI dua periode sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali ke Landak untuk menjadi bupati.
“Melalui jalur politik, saya diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk membangun daerah ini dengan melayani masyarakat banyak. Makanya saya memutuskan untuk menjadi calon bupati Landak bersama calon wakil saya, pak Herculanus Heriadi, agar bisa memangun daerah ini,” katanya.
Dalam perjalanan menuju desa Nyari dan Sempatung, Kecamatan Air Besar, tim kampanye Karolin-Heriadi melewati jalur yang cukup sulit dan berbahaya.
Dimana jalur menuju daerah tersebut harus mendaki dan menuruni Gunung Nyiut yang seluruhnya masih tanah kuning. Terlebih setelah hujan, jalur tersebut menjadi berlubang dan sangat licin, sementara pada sisi kiri dan kanan adalah jurang.
Sempat beberapa kali mobil rombongan amblas di tengah jalan dan harus ditarik dengan mobil lainnya untuk lepas dari kubangan tanah kuning di jalan.
Setelah memakan waktu hampir empat jam lebih, akhirnya rombongan bisa mencapai lokasi baksos dan kampanye.
“Kita memang sudah menguatkan diri untuk mencapai desa ini, mengingat daerah ini menjadi daerah terpencil dan terjauh dari ibukota kabupaten. Biar bagaimanapun desa ini adalah bagian dari wilayah Landak dan bagian dari Indonesia, sehingga kami harus sampai disini,” katanya.
Ia pun berkomitmen untuk mempercepat pembangunan di daerah itu, sesuai dengan nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, membangun daerah daerah dari wilayah pinggiran.