KALTIM – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tidak menggelar peringatan Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober 2016 karena terbentur dengan anggaran, namun berbagai upaya untuk meningkatkan kecukupan pangan terus dilakukan.
“Secara khusus, untuk peringatan Hari Pangan Sedunia memang tidak ada kegiatan, tetapi berbagai upaya yang dilakukan untuk mewujudkan swasembada pangan asal ternak banyak yang sudah kami lakukan,” ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Dadang Sudarya di Samarinda, Senin.
Di antara kegiatan yang dilakukan itu adalah Rembuk Peternakan tingkat Provinsi Kaltim yang digelar di Samarinda baru-baru ini, panen pedet di Kabupaten Penajam Paser Utara, panen pedet di Kabupaten Paser, dan kontes ternak di Kota Balikpapan.
Selanjutnya, kata Dadang, dalam upaya mempercepat pertumbuhan populasi sapi, Kaltim telah mendatangkan bibit sapi sebanyak 18.082 ekor sejak 2013 hingga 2016. Sapi sebanyak itu terdiri 1.926 ekor indukan jenis Brahman Cross dan sapi lokal sebanyak 16.156 ekor.
Didatangkannya bibit sapi sebanyak itu selain sebagai upaya percepatan pengembangan sapi, juga dalam upaya mendukung pencapaian swasembada pangan asal ternak, terutama mendukung swasembada daging secara nasional.
Hal lain yang dilakukan untuk mencapai swasembada daging adalah melakukan integrasi sapi di lahan eks tambang batu bara. Pola ini bahkan telah menunjukkan hasil positif dengan bukti keberhasilan mengembangkan 4.026 ekor sapi.
Sapi yang dikembangkan dengan pola integrasi penggembalaan di lahan bekas pertambangan batu bara tersebut, tersebar di enam kabupaten/kota yang memang banyak terdapat lahan batu bara namun sudah tidak ditambang lagi.
Di antaranya adalah di Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat 2.806 ekor sapi melalui kerja sama dengan PT Jembayan Multi Bara sebanyak 240 ekor, kerja sama dengan PT Multi Harapan Utama dikembangkan 1.696 ekor, dan di Kabupaten Paser telah dikembangkan 340 ekor di lahan eks tambang.
Ia mengakui hingga kini Kaltim masih mendatangkan sapi dari daerah lain, namun seiring banyaknya bibit sapi yang masuk dan inovasi pengembangan yang terus digencarkan baik melalui integrasi dengan lahan eks tambang maupun integrasi dengan perkebunan sawit, ke depan Kaltim bisa menjadi produsen daging.
“Apalagi potensi lahan untuk budidaya peternakan di Kaltim masih luas yang mencapai 732.586 hektare, sehingga prospek pengembangannya sangat besar. Saya mengajak peternak mengembangkan ternaknya dan investor menanamkan modal untuk peternakan karena peluangnya memang masih besar,” ujar Dadang.