Kamis , 21 November 2024
Home / NEWS / Maju Bupati Landak, Karolin Diserang Rumor Politik Dinasti

Maju Bupati Landak, Karolin Diserang Rumor Politik Dinasti

Karolin Margret Natasa
Karolin Margret Natasa

KAROLIN MARGRET NATASA, menuturkan jika dirinya tidak menanggapi rumor yang menyangkut pautkan pencalonan dirinya sebagai Bupati Landak dengan politik dinasti karena orangtuanya, Cornelis yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Landak dan Gubernur Kalbar saat ini.

“Untuk saat ini sudah tidak ada lagi yang namanya politik dinasti, karena pemimpin dipilih oleh rakyat dan diberi kepercayaan oleh rakyat. Politik dinasti saat ini tidak ada, dan adanya pada jaman kerajaan dimana orangtuanya menunjuk dan menyerahkan kepada anaknya menjadi raja seterusnya,” ungkapnya saat ditemui Kalimantan Today pada pembukaan PON XIX di Bandung, Minggu (17/9).

Dikatakannya juga jika dirinya terpilih menjadi Bupati Landak, hal itu bukan karena ditunjuk oleh orangtua, dalam hal ini adalah Cornelis, melainkan hasil dari sebuah demokrasi suara rakyat yang ada.

“Hanya dengan satu cara menjawab tudingan orang mengenai politik dinasti ini, yaitu dengan kerja. Karena dengan bekerja saya bisa menunjukan kepada masyarakat bahwa saya bersungguh-sungguh hadir untuk mereka,” tambahnya.

Memang diakui oleh Karolin, menjadi anak dari seorang Cornelis, memang tidak mudah karena orang akan beranggapan, kalau dia bagus maka orang akan mengatakan wajar kalau dia bagus karena anak Cornelis, tapi apabila berbuat tidak bagus juga akan menjadi perhatian dan orang akan berkata masa anak Cornelis berbuat semacam itu.

“Saya melihat ini hanya dari sisi positif saja, dan menjadikan itu semua sebagai cambukan buat saya. Kemudian saya menganggap itu sebagai modal sosial saya dan saya bertugas untuk mengembangkannya, dan masyarakat juga sudah sangat cerdas, tidak memandang orang itu anak siapa” kata Karolin.

Karolin juga menyampaikan pengalaman dari rekan-rekannya yang menjabat sebagai anggota DPR-RI yang ditugaskan partainya untuk kembali kedaerah, sebagai calon Kepala Daerah.

Penugasan partai kepada kadernya tergantung situasi dan kondisi yang ada dan disebutkan oleh Karolin juga, rekan-rekannya yang berhasil menjadi kepala daerah setelah menjadi anggota DPR-RI pengalamannya dalam memimpin jauh lebih luwes, walaupun saat ini eranya otonomi daerah tapi peranan pusat juga sangat penting dalam pengambilan keputusan sehingga para Wakil Rakyat yang pindah haluan menjadi kepala daerah bisa lebih memaknai dan  menterjemahkan kebutuhan masyarakat. (Kalimantan Today)

 

Tentang Kalimantan Today

Cek Juga

Nakes Wajib Tangani Pasien Gawat Darurat, Junaidi: Administrasi Tak Bisa Diabaikan 

  KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Pasien gawat darurat wajib mendapat penaganan tenaga kesehatan ketika di pusat pelayanan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *